Selain Beri Pelatihan UMKM Digital, Kominfo Juga Subsidi Kuota Internet
(Foto: YouTube Kemkominfo TV)
Uzone.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) telah meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital. Program itu ditujukan untuk memanfaatkan akses internet secara produktif guna percepatan transformasi digital nasional.Bersama Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo merancang 60 tema edukasi digital yang akan dijabarkan dalam rangkaian edukasi secara daring atau online.
Direktur Utama BAKTI, Anang Latif menegaskan komitmen dalam mendorong pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital.
“Kami melihat pentingnya UMKM memahami cara memaksimalkan teknologi digital untuk bisa bertahan. Dengan menguasai teknologi digital mereka bisa bangkit dari ekonomi yang terdampak pandemi seperti saat ini,” tegasnya.
Pelatihan Digital UMKM Indonesia akan dimulai pada 5 Oktober hingga 12 Desember 2020 dan digelar secara daring. Mempertimbangkan kondisi ekonomi setiap peserta UMKM, idEA dan BAKTI Kominfo menyediakan subsidi kuota internet berbentuk pulsa untuk mengikuti rangkaian webinar ini.
“Kami berharap hal ini dapat meringankan beban kuota internet para UMKM untuk bisa tetap mengikuti semua kelas pelatihan online ini,” jelas Direktur Anang.
Baca juga: Kemkominfo Bakal Sediakan Internet di Seluruh Puskesmas
Ketua Umum idEA, Bima Laga menyatakan, pelatihan yang akan berlangsung hingga Desember 2020 itu ditaretkan akan menjangkau lebih dari enam ribu pelaku UMKM agar bisa mengembangkan usaha menggunakan teknologi digital.
“Program Pelatihan UMKM Digital yang dikemas komprehensif dengan fokus pada pelaku UMKM yang menjual produknya secara online ke pasar lokal,” ujarnya.
Konsep pelatihan ini disusun secara komprehensif mengakomodasi kebutuhan UMKM dalam bertransformasi digital.
Mulai edukasi pengembangan bisnis dan keahlihan digital; edukasi tentang pentingnya kehadiran merek secara digital, edukasi dan fasilitasi UMKM untuk mengenal dan memanfaatkan e-commerce, baik e-commerce lokal maupun e-commerce nasional.
“Ada edukasi dan fasilitasi UMKM untuk memahami dan memanfaatkan pemasaran digital (digital marketing), serta pengoperasian digital, melalui penggunaan berbagai aplikasi yang dapat meningkatkan produktivitas usaha agar usahanya dapat tumbuh lebih cepat dan makin efisien,” tuturnya.
Mengutip hasil riset idEA, jumlah UMKM yang terbesar yang belum ter-digitalisasi adalah UMKM lokal, seperti para pedagang/toko eceran, toko grosir, pengusaha resto, kafe, pemilik warung, pengusaha rumahan, petani penghasil, peternak penghasil, nelayan pengepul, jasa servis/teknik, jasa lainnya dan bisnis lokal lainnya.
Baca juga: UMKM Go Online Baru 14,6 Persen, Pemerintah Gelar Pelatihan Digital
“Dengan pelatihan ini, mereka dapat menjual produknya melalui e-commerce lokal. Cukup mengandalkan jaringan internet lokal, mereka dapat memperluas pasar lokal tanpa ada hambatan logistik antar kota atau antar propinsi,” tegasnya.
Ketua Umum idEA melihat pentingnya memanfaatkan tren penjualan dan belanja online yang terus meningkat tajam belakangan ini. Menurutnya, belanja online, terlebih melalui platform e-commerce terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan sejak pandemi, peningkatannya sangat signifikan.
“Peningkatannya mencapai ratusan persen. Artinya, ada potensi besar untuk bisa menggerakkan perekonomian nasional melalui platform e-commerce,” kata Bima.
Sejak pertama diumumkan, Pelatihan Digital UMKM Indonesia mendapat sambutan positif dari seluruh UMKM di Indonesia. Total pendaftar mencapai lebih dari 6.500 UMKM. Program yang menyasar UMKM di seluruh Indonesia itu difokuskan untuk UMKM di luar Jawa.
Pelatihan Digital UMKM ini menekankan perhatian sangat besar pada daerah 3T serta DPSP yakni Kawasan Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.