Selain Lidah Mertua, Urban Farming Juga Bisa Kurangi Polusi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menanam lidah mertua di atap gedung perkantoran untuk mengurangi polusi udara. Tanaman lidah mertua juga akan dibagikan secara cuma-cuma kepada warga Jakarta.
Selain menanam lidah mertua, masyarakat juga bisa bercocok tanam dengan konsep urban farming atau pertanian di perkotaan untuk mengurangi polusi udara.
"Di sisi individual atau rumah tangga, masyarakat juga bisa berkontribusi. Ada beberapa inisiatif yang sangat baik, salah satunya urban farming," kata ahli kesehatan masyarakat dari University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/7).
Urban farming merupakan kegiatan berkebun dan bercocok tanam di perkotaan dengan lahan yang terbatas. Bercocok tanam ini bisa dilakukan di rumah maupun gedung perkantoran seperti di pekarangan, atap, jendela, balkon, dan dinding. Meski ditanam di bangunan, Dono memastikan tanaman tersebut tak akan merusak bangunan.
"Tidak akan merusak karena ada tekniknya seperti diberi membran permeabel, yang tidak masuk air. Jenis tanamannya juga tertentu, misalnya yang tahan angin," ujar Dono.
Urban farming dapat dilakukan dengan menyiapkan wadah tanaman, media penanaman, pengairan, dan bibit tanaman. Ada banyak komoditas tanaman yang bisa tanam dengan menggunakan konsep urban. Mulai dari tanaman berbunga, buah-buahan, sayur-sayuran, hingga bumbu dapur.
Jenis tanaman ini sangat baik untuk menyerap partikel polusi udara dan juga menghasilkan oksigen saat fotosintesis.
"Sedapat mungkin yang ditanam adalah beragam jenis tumbuhan, bukan satu saja seperti lidah mertua saja," ucap Dono.