Seratus penyair nasional dan internasional akan hadir di dataran tinggi Gayo, Aceh, untuk merayakan panen raya kopi tahun ini.
Mereka bakal tampil dalam acara baca puisi di kebun kopi sekaligus peluncuran buku puisi “Kopi 1.550 MDPL” pada 25-27 November 2016. Kegiatan mereka termasuk dalam rangkaian acara “November Kopi Gayo 2016” yang diselenggrakan Komunitas Anak Kopi.
Mustafa Ismail, penyair dan salah seorang kurator buku “Puisi 1.550 MDPL” mengatakan buku antologi ini ditulis oleh 300 penyair dari dalam dan luar negeri. “Kurator sudah menyelesaikan tugasnya, mengkurasi lebih dari 1.500 karya puisi yang masuk ke meja kurator,” kata Mustafa melalui keterangan tertulisnya, Senin, 21 November 2016.
Para penyair akan hadir ke Tanah Gayo membacakan karyanya di sejumlah tempat di Aceh Tengah dan Bener Meriah. “Puisi yang dihimpun dalam buku tersebut, seluruhnya bertema kopi,” kata Salman Yoga dari The Gayo Institute. Salman juga kurator buku itu.
Penyair yang bakal menghadiri peluncuran buku ini di antaranya penyair asal Sumatera Utara, Suyadisan dan penyair Sumatera Barat, Iyut Fitra. Penyair Anie Dhien dari Singapura juga berencana terbang ke Gayo melalui Bandara Rembele Takengon.
Tak hanya pembacaan puisi, perayaan November Kopi 2016 juga akan disemarakkan dengan lomba melukis kopi tingkat sekolah menengah. Ada juga lomba memanen kopi. Panitia November Kopi, Ditha, menjelaskan pemenang lomba memanen kopi akan mendapatkan hadiah kain Gayo.
“Sepanjang November ini, Tanah Gayo dimeriahkan dengan aneka atraksi seni,” ujar Ditha.
Rangkaian kegiatan November Kopi Gayo sudah diawali dengan peluncuran perdana atau soft launching di Seladang Coffee, Bener Meriah dan Datu Coffee Takengon, pada 6 dan 7 November 2016. Peluncuran itu diisi dengan pertunjukan musik Rangkaian Bunga Kopi, tari, serta pembacaan puisi dan musik.
Pelaksana tugas Bupati Bener Meriah, Hasanudin Darjo dan pelaksana tugas Bupati Aceh Tengah, Alhudri mengapresiasi kegiatan ini. “Kami mendukung kreasi-kreasi seperti ini. Ini adalah bagian dari menegakkan kemuliaan kopi Gayo,” kata Hasanuddin Darjo.
Alhudri juga mengatakan, Tanah Gayo tidak boleh sepi dari kegiatan kopi. “Masyarakat Gayo itu sangat terikat dengan kopi, dan karena itu kami sangat mendukungnya,” ujar Alhudri saat disambangi panitia di kediamannya.
November Kopi juga berisi pertunjukan seni di pabrik kopi, kedai kopi, kebun kopi, karnaval kopi, dan bersepeda di lintasan kebun kopi. Termasuk rafting (merakit) kopi di Ketambe Aceh Tenggara.
REZKI ALVIONITASARI
Berita Terkait:
- Tempo Gelar Pesta Rakyat Hari Pahlawan di Museum BI
- Tarian dan Gamelan Jabar Pukau Pecinta Seni di London
- Serat Centhini dan Pertunjukan Agnes Christina
- Sutardji Calzoum Bahri Akan Ramaikan Konser Puisi Purwakarta
- Pengakuan Wagub Djarot, Main Ketoprak tapi Tak Bisa Melawak