Shopback Disuntik Dana Segar US$ 25 Juta
ShopBack berhasil mendapatkan pendanaan terbaru sebesar US$25 juta, dan hingga saat ini total dana perusahaan meningkat hampir mendekati US$40 juta (sekitar Rp 540 Miliar).
Pendanaan ini dipimpin oleh Credit Saison, yang merupakan perusahaan kartu kredit dan ritel keuangan terbesar di Jepang.Tidak hanya itu, masih ada lebih dari 10 investor institusional yang turut berpartisipasi dalam pendanaan, termasuk investor baru Blue Sky dan Intouch Holdings PLC, serta investor yang sudah ada, SoftBank Ventures Korea, Singtel Innov8, Qualgro, East Ventures, dan AppWorks.
“Layanan belanja dapat cashback ini sendiri berperan sebagai landasan berdirinya ShopBack di Indonesia, dan juga merupakan dasar bagi kami dalam menciptakan solusi belanja lebih cermat dan hemat bagi banyak orang. ” ujar Country General Manager ShopBack Indonesia Indra Yonathan dalam keterangan, kemarin.
Ditambahkannya, sesuai dengan nilai Shopback, yaitu sebagai The Smarter Way, perseroan baru saja menambahkan beberapa fitur layanan perbandingan harga (mulai dari perbandingan harga transportasi online, agregasi kupon diskon, dan perbandingan harga pulsa paling murah) untuk mempermudah pengguna ShopBack dalam membuat keputusan untuk membeli sesuatu.
"Kami berusaha keras untuk dapat menjadi satu-satunya portal atau alat bagi masyarakat Indonesia untuk dapat berbelanja dan memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka dengan lebih cermat,” tambahnya.
Hingga saat ini, ada 1000 transaksi setiap jamnya di ShopBack, dengan angka penjualan tahunan lebih dari US$ 300 juta untuk lebih dari 1.300 mitra yang bergerak dalam penjualan online, travel, dan juga dalam bidang gaya hidup.
Lebih dari 3,5 juta pelanggan yang ada di enam negara di Asia Pasifik sudah bergabung dengan ShopBack sejak perusahaan didirikan pada tahun 2014.
“Model bisnis ShopBack dibangun di atas meledaknya pertumbuhan eCommerce di Asia Pasifik, untuk mendorong nilai nyata bagi para penggunanya dan juga penjualan yang hemat biaya bagi para mitra pedagangnya.” ujar Sean Lee, Partner dari SoftBank Ventures Korea.
“Model ini memungkinkan ShopBack untuk memanfaatkan wawasan ShopBack Page 2 of 4 penggunanya dalam kategori belanja dan mengembangkan solusi belanja cermat dan hemat seperti rekomendasi dari kategori belanja lainnya,” tambahnya.
Sebelumnya, bisnis start-up yang baru saja berumur tiga tahun ini mengungkapkan telah mendapat pendanaan sebesar lebih dari US$ 1 juta. Pendanaan di putaran terbarunya ini akan digunakan untuk menggerakkan tiga area pengembangan utama, yaitu memperoleh sumber daya manusia tingkat dunia, meluncurkan fitur produk terbaru, dan membangun kepemimpinan pasar.
"ShopBack secara konsisten memenuhi standar tinggi untuk memberikan pertumbuhan yang sangat baik, ShopBack telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan mengeksekusi dengan cepat di pasar yang sangat berbeda di Asia Tenggara. Hal Ini bergantung kepada para kandidat yang inovatif dan bekerja dengan cepat, dan menganggap bahwa ShopBack menarik, tumbuh dan memotivasi," kata Managing Partner Qualgro Heang Chhor.
Hadirnya ShopBack di enam negara didukung oleh sebuah tim yang terdiri dari 130 orang. Tim manajemen ini berasal dari latar belakang ecommerce dan bidang teknologi dengan pengalaman menjalankan perusahaan di berbagai wilayah.
Salah satu contohnya adalah Indra Yonathan. Setelah membangun salah satu konsultasi rekrutmen Michael Page di Indonesia, Yonathan memulai projek Android One di Asia Tenggara sebelum kemudian mengasah kemampuannya di Lazada Indonesia, menjadi Ketua Harbolnas 2015 hingga pada akhirnya membangun ShopBack Indonesia hingga saat ini.
Inti model bisnis ShopBack berdiri di atas pondasi yang kuat dari berbagai macam eksperimen dan pembelajaran. Berawal dari penjualan cepat (flash sale) yang berlangsung dalam satu hari ShopBack Page 3 of 4 dan berubah menjadi platform Cashback yang memungkinkan untuk memberikan nilai bagi para pelanggan dan mitra dagang di sepanjang tahun.
"Sangat mengagumkan melihat pertumbuhan ShopBack, menarik untuk dilihat bagaimana mereka bisa menguasai 6 pasar dalam 3 tahun terakhir ini dan bagaimana Indonesia bisa menjadi pasar utama ShopBack. Apa yang mereka raih dalam 7 bulan di Malaysia, bisa mereka raih hanya dalam waktu 1 bulan di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada potensi pertumbuhan yang bisa mereka kembangkan dengan menambahkan kategori dan ekstensi produk," kata Managing Partner of East Ventures Willson Cuaca.
ShopBack percaya bahwa lokalisasi yang cepat dan efektif sangatlah penting bagi pihak yang beroperasi di wilayah yang sudah terbagi seperti Asia Pasifik. Meskipun penawaran layanan intinya tetap sama di berbagai negara, perusahaan tetap mengadopsi strategi produk dan pemasaran yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di pasar dengan lebih baik.
Berdasarkan pengamatan, orang Indonesia cenderung menghabiskan waktu paling banyak selama periode akhir tahun, ShopBack Indonesia mengadakan ShopFest [singkatan untuk (Shop)ping (Fest)ival] untuk mengumpulkan semua promo dan deal terbaik dari festival festival belanja online yang banyak diadakan di akhir tahun.
Diadakan dari tanggal 6 November 2017 sampai 12 December 2017, ShopFest merayakan pesta belanja online dengan memberikan penawaran terbaik digabung dengan tambahan cashback hingga 90%. Hal Ini bertujuan untuk menyebarkan kemeriahan online Revolution 11.11 (11 November 2017), Black Friday dan Cyber Monday (24-30 November 2017), Festival Belanja Online, dan pastinya Harbolnas 12.12 (12 Desember 2017) selama periode dua bulan di akhir tahun ini.(ak)