Home
/
Health

Siklus Hidup Cacing Pita, Parasit Penyebab Penyakit Taeniasis

Siklus Hidup Cacing Pita, Parasit Penyebab Penyakit Taeniasis

Ajeng Quamila23 June 2017
Bagikan :

Penyakit cacing pita adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing parasit taenia. Oleh karena itu, infeksi cacing pita disebut juga taeniasis. Gejalanya termasuk diare, sakit perut, nafsu makan menurun, berat badan turun drastis, sakit pada anus, kelelahan, hingga insomnia. Meski demikian pada banyak kasus, penderita taeniasis bisa tidak merasakan gejala apa pun.

Ada dua jenis utama parasit penyebab infeksi cacing pita: Taenia saginata yang berasal dari sapi dan Taenia solium yang berasal dari babi. Siklus hidup cacing pita T. saginata dan T. solium sangat mirip. Begini siklus hidup cacing pita.

Siklus hidup cacing pita, parasit penyebab taeniasis

Siklus hidup cacing pita taenia akan dimulai begitu manusia menelan telur atau larva cacing pita. Setelah tertelan, telur akan berkembang menjadi larva di saluran pencernaan. Di bawah ini adalah penjelasan lengkapnya.

Preview
Siklus hidup cacing pita (sumber: CDC)

1. Telur cacing lepas ke lingkungan

Cacing pita adalah hewan parasit. Oleh karena itu, hewan ini memerlukan tubuh inang agar dapat berkembang biak, dan usus halus manusia adalah satu-satunya tuan rumah bagi T. saginata dan T. solium untuk bertahan hidup.

Cacing pita dewasa berkembang biak dengan cara bertelur. Telur cacing yang telah matang berkembang menjadi larva oncospheres yang masih mengandung telur, kemudian terlepas dari tubuh cacing pita dewasa dan keluar dari anus bersama feses manusia.

2. Infeksi hewan ternak

Saat telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, ada kemungkinan telur cacing ini dapat berpindah ke inang lain. Babi dan sapi adalah dua jenis hewan yang sering menjadi inang dari cacing pita. Sapi dan babi terinfeksi cacing pita dengan mengonsumsi pangan ternak yang terkontaminasi telur cacing.

Di usus binatang, larva oncospheres menetas menjadi embrio cacing, kemudian menyerang dinding usus dan masuk dalam sistem peredaran darah pada hewan tersebut. Larva kemudian menyebar ke bagian bagian tubuh hewan yang lain, seperti di otot lidah, jantung, hati, sistem limfatik, dan bahu. Embrio cacing pita dapat bertahan selama beberapa tahun pada hewan tersebut.

3. Infeksi manusia

Manusia bisa menelan larva cacing pita yang tersembunyi pada daging hewan yang mentah atau dimasak tidak matang. Anda juga bisa menelan cacing pita dari mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung cacing pita.

Setelah tertelan, scolex (kepala) cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus dan tumbuh menjadi cacing pita dewasa yang menumpahkan telur di kotoran manusia yang terinfeksi. Cacing pita dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup hingga 30 tahun dalam tubuh manusia.

Setelah telur-telur baru bermigrasi ke anus dan masuk ke dalam tinja, kemudian siklus hidup cacing pita akan berulang kembali.

Bagaimana cara mencegah infeksi cacing pita?

Salah satu cara untuk mencegah infeksi cacing pita (taeniasis) adalah dengan memasak daging hingga matang sepenuhnya di suhu yang aman. Kalau memungkinkan, termometer makanan harus digunakan untuk mengukur suhu dalam daging yang dimasak. Jangan mencicipi daging sampai matang.

United States Department of Agriculture (USDA) merekomendasikan sejumlah hal berikut sebagai cara mengolah daging yang benar:

  • Untuk potongan daging utuh (tidak termasuk daging unggas): Masak sampai setidaknya daging bersuhu 63°C yang diukur dengan termometer makanan yang ditusukkan di bagian daging yang paling tebal. Lalu diamkan dagingnya sebentar selama tiga menit sebelum dikonsumsi.
  • Untuk daging cincang (tidak termasuk daging unggas): Masak sampai setidaknya daging bersuhu 71°C. Daging cincang tidak memerlukan waktu istirahat sebelum dikonsumsi.

Selama tiga menit waktu istirahat setelah daging dikeluarkan dari sumber api, suhunya akan tetap konstan atau terus meningkat, yang bisa menghancurkan patogen berbahaya.

Pastikan juga untuk memerhatikan cara menyimpan daging yang benar. Taruh daging sapi di kulkas bersuhu 1°Celcius atau di freezer bersuhu -18°C segera setelah membelinya. Ini bertujuan untuk menjaga daging tetap segar, mempertahankan nutrisinya, dan memperpanjang umur simpan makanan. Jika disimpan dalam kulkas, daging sapi/babi mentah sebaiknya hanya disimpan selama satu atau dua hari. Sedangkan daging sapi masak dapat bertahan selama tiga hingga empat hari.

Cara lainnya adalah dengan selalu menjaga kebersihan pribadi, dengan selalu cuci tangan sebelum dan setelah makan serta setelah dan sebelum mengolah daging. Jauhkan daging yang dimasak terpisah dari daging mentah, makanan mentah, dan makanan beku pada umumnya.

The post Siklus Hidup Cacing Pita, Parasit Penyebab Penyakit Taeniasis appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article