Home
/
Digilife

Sindikat Pembajakan Kartu SIM Internasional Berhasil Diciduk

Sindikat Pembajakan Kartu SIM Internasional Berhasil Diciduk
Vina Insyani18 February 2021
Bagikan :

Uzone.id - Sebanyak sepuluh orang penjahat pembajakan kartu SIM atau SIM Swapping berhasil ditangkap oleh kepolisian internasional. Pelaku kejahatan ini mengakses ponsel milik selebriti dan berhasil mencuri mata uang kripto senilai USD 100 juta. Selain mengambil uang para tokoh hiburan, geng ini juga mencuri data pribadi korbannya sepanjang tahun 2020.

Menurut Europol, dikutip dari Cyberscoop, Kamis (18/2), serangan ini termasuk delapan penangkapan di Inggris, satu di Malta dan sisanya di Belgia.

Badan Kejahatan Nasional Inggris (National Crime Agency) mengatakan jika Badan Rahasia AS, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI juga terlibat dalam operasi ini. 

Hingga Rabu pagi, belum diketahui jelas siapa saja korbannya. NCA hanya mengungkapkan jika mereka adalah para influencer terkenal, bintang olahraga, musisi beserta keluarga mereka. Europol dan NCA juga tak menyebutkan identitas tersangka kasus ini.

Pelaku SIM Swapping mengincar SIM para korbannya. Tak seperti peretasan biasa, SIM Swapping atau penukaran SIM biasanya melibatkan sedikit bantuan orang lain. Pelaku biasanya mengambil alih profil digital seseorang dengan cara menonaktifkan kartu SIM korban dan mengalihkan nomor teleponnya menjadi milik pelaku.

Baca juga: 3 Tanda kamu Korban Pembajakan Kartu SIM

“Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh penjahat yang mengeksploitasi penyedia layanan telepon lalu mengalihkannya atas nama mereka, baik lewat orang dalam maupun menggunakan teknik rekayasa sosial.” Ujar NAC, Rabu (17/2).

Dengar terhubungnya nomor korban ke perangkat penjahat, semakin mudah bagi peretas untuk membobol semua jenis akun dan profil online korbannya.

"SIM Swapping memungkinkan pelaku untuk mencuri uang, cryptocurrencies, dan informasi pribadi termasuk kontak yang disinkronkan dengan akun daring. Mereka juga membajak akun medsos untuk memposting konten dan mengirim pesan atas nama korban,” kata pihak Europol dikutip dari Cyberscoop.

Paul Creffield, Head of Operations di NCA’s National Cyber Crime Unit mencatat jika geng SIM Swapping biasanya merekrut orang dengan spesialisasi berbeda.

Baca juga: Mengenal Modus Penipuan SIM Card Swap, Seberapa Bahaya?

SIM Swapping membutuhkan organisasi penting jaringan penjahat siber yang setiap orangnya melakukan jenis kejahatan berbeda untuk mencapai tujuan mereka,” ujar Creffield.

Menurut Federal Trade Commission AS, ada beberapa cara untuk menghentikan SIM Swapping secara langsung, atau setidaknya mengurangi kerusakan yang terjadi ketika peretas telah melakukan pembajakan. 

Tambahan keamanan pada akun ponsel seperti nomor PIN akan mempersulit akses orang luar terhadap ponsel calon korbannya. FTC juga merekomendasikan lapisan keamanan ekstra pada semua akun penting. Keamanan tersebut diantaranya seperti otentikasi multi-faktor, yang memerlukan izin selain lewat pesan teks.

Dalam beberapa kasus, pihak berwajib berhasil melakukan intervensi sebelum proses penipuan terjadi. 

“Sebelum para penjahat berhasil melakukan aksinya, NCA dan penyelidik AS telah memberitahu calon korban bahwa mereka menjadi sasaran kejahatan.” Ungkap pihak NCA.

Para korban juga diberitahu bagaimana cara mencegah peretasan dimasa yang akan datang.

Pihak berwajib biasanya mengumumkan kasus besar SIM Swapping tiap tahunnya. Pada maret 2020, Europol telah merusak setidaknya 26 jaringan penipu. November 2019, Departemen Kehakiman AS juga telah 2 kali melakukan penangkapan dan mendakwa 7 pelaku pada Mei 2019.

populerRelated Article