Home
/
Digilife

Soal Peretasan Akun Ravio, WhatsApp Bilang Begini

Soal Peretasan Akun Ravio, WhatsApp Bilang Begini
Siti Sarifah24 April 2020
Bagikan :

Uzone.id - Aktivis Ravio Patra yang juga seorang peneliti independen yang terlibat dalam Open Government Partnership (OGP) saat ini diperbincangkan oleh netizen Indonesia. Hal ini lantaran dirinya ditangkap oleh intel polisi setelah akun WhatsApp-nya dibobol oleh peretas pada Selasa malam.

Usai mengaku diretas, akun WhatsApp-nya mengirimkan pesan provokasi yang mengajak warga untuk melakukan aksi anarki pada 30 April nanti. Inilah yang membuat Ravio diciduk Intel.

Sayangnya, saat dihubungi Uzone.id, WhatsApp mengatakan tidak bisa memberikan tanggapan terhadap kasus satu pengguna tertentu. Namun yang jelas, kata mereka, pesan-pesan WhatsApp dilindungi oleh enkripsi end-to-end.

Baca juga: Kronologi Pembobolan WhatsApp Aktivis Ravio Patra yang Bikin Geger

"Meskipun kami tidak dapat memberikan tanggapan terkait pengguna tertentu, perhatian utama kami adalah keamanan  orang-orang yang menggunakan layanan kami. Pesan-pesan Anda disimpan di dalam perangkat Anda dan dilindungi oleh enkripsi end-to-end," ujar juru bicara WhatsApp, Jumat, 24 April 2020.

Lebih lanjut mereka menegaskan, bahwa platform mereka memiliki banyak fitur keamanan yang bisa diandalkan. Mulai dari verifikasi dua langkah, sampai kunci Touch ID atau Face ID.

"Kami menyediakan fitur verifikasi dua langkah untuk melindungi akun WhatsApp dari serangan modus penipuan dan peniruan identitas. Meskipun serangan-serangan tersebut tidak dapat mengakses riwayat pesan Anda, kami sangat mendorong semua pengguna untuk melindungi akun mereka dengan keamanan tambahan ini," kata WhatsApp.

Baca juga: Sudah Pakai PIN dan Sidik Jari, Mengapa Akun WhatsApp Ravio Masih Bisa Diretas?

Diketahui, Ravio belakangan ini memang kerap mengkritik kebijakan pemerintah. Bahkan baru-baru ini dia sempat mengkritik Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar yang diduga kuat terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua. Ia juga sempat menuliskan kritik tentang penanganan COVID-19 di media online.

Saat ini tim SAFEnet bersama Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus tengah mendesak Presiden Joko Widodo dan pihak Polri untuk mengusut kasus ini.

populerRelated Article