Status Gunung Merapi Waspada, Jonan Pastikan Yogya Aman Dikunjungi
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2019 (Nataru), Menteri ESDM Ignasius Jonan meninjau pos pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Dalam kunjungan singkatnya itu, Jonan memastikan Yogya aman dikunjungi selama libur Nataru karena saat ini status Gunung Merapi masih di level 2 atau waspada.
“Jadi ini kan sebentar lagi dimulai kegiatan operasi Natal dan Tahun Baru. Kalau enggak salah mulai tanggal 17 Desember. Kami mendahului dari pusat vulkanologi, untuk antisipasi apakah ada yang perlu dipersiapkan apabila kegiatan vulkanis gunung-gunung berapi ini meningkat atau tidak,” kata Jonan di lokasi, Rabu (12/12).Dari hasil pemantauannya, Jonan memperkirakan tidak ada potensi erupsi besar Gunung Merapi hingga awal Januari 2019. Dengan begitu masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir dengan aktivitas Gunung Merapi.
“Ini salah satunya kami coba melihat di Gunung Merapi. Ini pos Kaliurang. Kalau dari laporan bahwa potensi sampai ke awal Januari untuk ada erupsi yang besar itu mestinya enggak. Kalau pun ada ya mungkin istilahnya guguran lava, ya muntah saja dari kawah yang agak penuh,” jelasnya.
"Saya mengimbau untuk Natal dan Tahun Baru ini tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Yogya. Mungkin sama saudara atau merayakan Natal dan Tahun Baru di sini mestinya enggak apa-apa," lanjut dia.
Jonan mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari pos pengamatan Gunung Merapi menunjukkan setiap harinya ada penambahan lava sebanyak 3.400 meter kubik per hari.
"Sekarang kapasitasnya sudah 357 ribu meter kubik. Jadi mungkin suatu saat ya tumpah karena ada sodetannya untuk tumpah ke arah Kali Gendol. Mungkin saja tumpah, hanya kalau sampai meletus besar, kalau dari analisa kami sejarah letusan-letusan atau erupsi sebelumnya 100 atau 150 tahun sebelumnya itu mestinya enggaklah,” ungkap Jonan.
Selain itu, Jonan menyampaikan pengamatan tak hanya dilakukan di Gunung Merapi saja, tetapi juga di gunung-gunung berapi lainnya. Nantinya, tim dari Badan Geologi akan berkeliling secara bergantian untuk memantau dan mengamati gunung berapi.
“Misalnya sampai ke Siau, Sulawesi Utara, Maluku. Pasti kalau gunung api yang besar, anak Gunung Krakatau kita coba mitigasi. Sehingga, kalau ada apa-apa kemudian bisa antisipasi lebih awal,” tutup Jonan.
Sementara itu, Kepala PVMBG Kasbani menjelaskan, status waspada Gunung Merapi saat ini dalam radius jarak bahaya 3 km. Gunung yang berada di utara DIY itu masih masuk fase erupsi magmatik dengan tipe efusif dengan pembentukan pipa dari bawah ke atas.
“Kecepatannya saat ini adalah sektiar 3.400 meter kubik per hari. Dan jumlah volume itu 357.000 meter kubik. Ini relatif masih kecil dibandingkan dengan volume kawah kosong. Jadi masih banyak sisa. Kondisi saat ini masih sangat stabil kubah lavanya. Yang nanti bisa berpotensi jadi awan panas kalau tidak stabil, ini masih stabil,” ujar Kasbani.
“Ini sudah melingkupi kawah. Maka, di pinggir-pinggir berpotensi terjadi guguran yang kita saksikan 22 November kemarin. Jadi ini perkembangannya masih sangat lambat, jauh dibandingkan dengan tahun 2010 atau 2006 berkaitan dengan pembentukan kubah lava,” tutupnya