Supermoon, BMKG Surabaya Minta Warga Pesisir Waspada Rob
Fenomena supermoon 2019 akan terjadi pada Kamis (19/2) bisa diamati pula dari Indonesia. Namun, berbeda dengan supermoon pada 21 Januari lalu, fenomena yang terjadi besok itu akan menjadi supermoon terbesar yang terlihat tahun ini.
Di satu sisi, menyikapi fenomena supermoon, kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Maritim Perak, Surabaya meminta sejumlah warga di kawasan pesisir laut dan pantai untuk mewaspadai luapan air laut yang pasang.
Fenomena supermoon 2019 sendiri disebutkan mengalami fase puncak pada Senin (18/2) hingga Rabu (22/2). Fenomena bulan yang sedang berada pada fase terdekatnya dengan bumi tersebut diprediksi bisa memicu air pasang yang tingginya bahkan lebih dari satu meter.
"Pasang air laut bisa mencapai ketinggian 130-140 centimeter dari permukaan laut untuk wilayah pesisir," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya, Taufiq Hermawan, Senin (18/2).
Menurutnya, pasang air laut itu melanda sejumlah pesisir, untuk Surabaya, air pasang akan terjadi mulai pukul 22.00-24.00 WIB di wilayah pelabuhan. Lalu, untuk wilayah Pesisir Surabaya Timur air akan pasang mulai 21.00-23.00 WIB, sedangakan di pesisir Surabaya Barat terjadi 22.00-23.00 WIB.
"Sedangkan pesisir Sidoarjo, air pasang terjadi mulai pukul 21.00-24.00 WIB," kata Taufiq.
Taufiq mengatakan air pasang itu akan terjadi di malam hari hingga tengah malam dengan durasi hingga tiga jam lamanya. Ia memprediksi, pasangnya air laut yang terjadi di kawasan pesisir itu akan berdampak terganggunya akses transportasi.
"(Air pasang) bisa berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktifitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan," ucap Taufiq.
Taufiq pun mengimbau masyarakat di sekitar pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan dengan pasang air laut, yang dipicu supermoon ini.
"Kami minta, hendaknya warga memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG," katanya.
Fenomena supermoon 2019 terjadi karena bulan berada pada jarak terdekatnya dengan perigee (titik terdekat bulan ke Bumi dalam orbit bulanannya) yakni 356.761 kilometer.