Sponsored
Home
/
Technology

Survei: Siapa Penikmat Kopi di Indonesia?

Survei: Siapa Penikmat Kopi di Indonesia?
Preview
Susetyo Prihadi19 September 2019
Bagikan :

Uzone.id - Sebagai salah satu negara terbesar penghasil komoditas kopi, Indonesia bisa memenuhi permintaan dalam negeri untuk biji kopi robusta dan arabika dengan kualitas tinggi.

Berdasarkan data dari Organisasi Kopi Internasional atau International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi di kalangan masyarakat Indonesia melonjak hingga 174%, yaitu dari 1,68 juta bungkus pada tahun 2000 menjadi 4,6 juta bungkus pada tahun 2016.

Melihat tren yang menarik ini, HonestDocs, sebuah platform informasi kesehatan, melakukan survei nasional kepada 9.684 masyarakat Indonesia untuk menangkap pola kebiasaan minum kopi mereka.

Responden penelitian terdiri dari proporsi responden pria sebesar 35% dan wanita sebesar 65%, dengan dominasi usia di antara 18-34 tahun.

Dari survei tersebut, 61% responden yang didominasi oleh pria mengaku sebenarnya tidak suka minum kopi.

Sementara 39% dari partisipan studi mengaku minum kopi minimal 1 gelas sehari.

Dalam hal frekuensi, rata-rata mayoritas responden menikmati 1 gelas kopi per hari (21,6%), namun tidak sedikit juga yang meminum sekitar 2-3 gelas per hari (10,5%), dan bahkan sekitar 1,9% responden terbiasa minum kopi lebih dari 11 gelas setiap harinya!

Data juga menunjukan, data menunjukkan bahwa pria lebih sering mengkonsumsi kopi dalam sehari dibandingkan wanita. Rata-rata wanita Indonesia mengkonsumsi 1 gelas kopi per hari (64,4%), sementara mayoritas responden pria menghabiskan 2-3 gelas kopi per hari (21%).

Sebanyak 4,5% responden pria mengaku minum kopi 4-5 gelas per hari, dan bahkan 3% lainnya mengaku menghabiskan lebih dari 11 gelas kopi. Jumlah peminum kopi terbanyak ada pada provinsi DKI Jakarta (57%), Sumatera Barat (57%), dan Sulawesi Utara (51%).

Walau banyak manfaat, ada efek negatif dari kopi. konsumsi kopi berlebihan bisa memberikan efek negatif untuk kesehatan dalam jangka panjang.

Apalagi jika dikonsumsi terlalu sering, kandungan ini bisa menimbulkan masalah pencernaan dan otak. Belum lagi kadar gula yang tinggi pada sajian kopi tertentu.

Dalam jurnal PLoS ONE tahun 2015, takaran ideal konsumsi kopi adalah 2-3 gelas per hari.

Baca juga: Hanya 3% Orang Indonesia Sadar Kontrasepsi

Dengan takaran ideal ini, kandungan antioksidan pada kopi dapat bekerja secara optimal untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh.

Tubuh akan terhindar dari risiko penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, serta kematian dini. Bahkan, menurut penelitian tersebut, takaran 2-3 gelas atau setara dengan 170-375 mg kafein per hari bisa menurunkan resiko disfungsi erektil.

Untuk pola konsumsi yang lebih sehat, hindari menambahkan gula ke dalam kopi. Alih-alih menyehatkan, asupan gula justru menambah jumlah kadar gula atau kalori yang mengganggu metabolisme tubuh.

Preview


Manfaat kopi hitam murni menjadi ‘kalah’ dengan efek samping pada gula. Hal ini tentu harus diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, terutama karena beberapa olahan kopi populer, seperti es kopi susu dan kopi instan bubuk, memiliki kandungan gula yang tinggi.

Baca juga: 57% Remaja Indonesia Masih Tabu dengan Pendidikan Seks


“Banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami efek kopi terhadap tubuh. Dengan takaran yang pas, kopi memang dapat menjaga kesehatan, namun kopi yang dimaksud adalah kopi hitam murni yang pekat - bukan olahan kopi yang sudah ditambahkan gula, krim, pemanis buatan, dan sebagainya,”  ungkap tim medis HonestDocs.

“Dengan penelitian ini, kami tim HonestDocs berupaya meningkatkan kesadaran tentang takaran konsumsi kopi yang ideal untuk tubuh, supaya masyarakat bisa mengurangi konsumsi yang berlebihan,” tambahnya.

Sebagai portal kesehatan terpercaya yang telah memiliki lebih dari 20 juta pengguna aktif setiap bulan, HonestDocs rutin melakukan survey dan penelitian untuk memberikan informasi kesehatan dan gaya hidup yang mudah diakses oleh semua orang.

Aplikasi HonestDocs melayani percakapan dan konsultasi online untuk tanya-jawab langsung dengan dokter.

Sehingga, jika pasien merasakan keluhan ataupun gejala tertentu, mereka dapat menghubungi dokter kapan pun dan di mana pun, lalu melakukan pencegahan sebelum penyakit bertambah parah.

populerRelated Article