Home
/
News

Susi Pudjiastuti: Siapa Yang Tidak Makan Ikan, Saya Tenggelamkan

Susi Pudjiastuti: Siapa Yang Tidak Makan Ikan, Saya Tenggelamkan
19 May 2017
Bagikan :

Kementerian Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia terus melakukan upaya sosialisasi agar masyarakat di Indonesia terbiasa makan ikan. Selain rasanya nikmat, ikan juga mengandung protein yang tinggi sehingga orang yang gemar makan ikan bisa cerdas. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan Dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti saat ditemui dikediamannya, Jalan Merdeka Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Kamis 18 Mei 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, awal tahun 2015 atau akhir 2014, angka konsumsi ikan nasional sebanyak 36 kg lebih sedikit. "Nah sekarang sudah mencapai 43 kg lebih, jadi belum mencapai 44 kg. Target kita ingin menjadi 46 kg," ujar Susi Pudjiastuti.

Menurut Susi, kalau dihitung dari 36 kg ke 43 kg saja, sudah ada kenaikan sekitar 7 kg. Jika 7 kg dikali 250 juta orang, kata Susi, berarti jumlahnya menjadi 1,75 juta ton. Angka itulah yang diperkirakan untuk tambahan ikan yang dikonsumsi.

"Saya pikir itu masih hal yang mungkin. Stok ikan kita juga naik. Jadi saya pikir itu akan mudah dilakukan. Tentu saja pemerintah harus menjamin stok ikan itu tetap ada dan banyak. Kemudian tangkapannya juga banyak, dan yang kedua harganya terjangkau," kata Susi Pudjiastuti.

Masih rendah

Bagi Susi, hal yang terpenting, konsumsi ikan naik. Hal inilah yang menurut dia membuat kualitas manusia juga akan lebih baik. Dia menilai, kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi ikan di angka 43 kilogram masih tergolong rendah.

"Kalau 43 kg itu, hitungannya sama duri, sama semua. Kalau Jepang kan sudah net ya. Jadi memang masih kurang seharusnya ya 60 kg. Tapi kan pelan-pelan, karena untuk membangkitkan minat makan ikan itu kan tidak mudah," katanya.

Susi memandang, rendahnya konsumsi ikan terkendala karena kebiasaan masyarakat Indonesia masih senang makan tempe, tahu, ayam, dan sapi. Dia melihat hanya orang di wilayah timur dan barat saja yang gemar makan ikan.

"Seperti masyarakat di Sumatera juga kebanyakan makannya daging, kan, ya karena kebiasaan saja," ucapnya. Susi mendorong agar kebiasaan itu diubah. Cara pemerintah, kata Susi, dengan melakukan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat.

Bahan pengawet

Susi mengatakan, dulu masih ada kemungkinan orang menggunakan bahan pengawet karena ikan sedikit. Namun, sekarang persediaan ikan sudah banyak. Menurut Susi, tidak ada lagi yang pakai bahan pengawet. Menurut Susi sangat keterlaluan jika ada pengusaha yang menggunakan formalin

"Sekali lagi seperti yang sudah saya peringatken, pakai video dari Washington, saya juga minta semua harus makan ikan. Yang tidak makan ikan saya tengelamkan. Itu viral lagi pesan hari ini," ujarnya sambil tersenyum. (Agus Kusnadi/Kabar Priangan)***

Tags:
populerRelated Article