Home
/
Lifestyle

Tak Perlu Bangun Pagi untuk Menjadi Sukses

Tak Perlu Bangun Pagi untuk Menjadi Sukses
07 February 2018
Bagikan :

MENJADI sukses adalah impian sebagian besar orang. Mereka akan melakukan usaha terbaiknya demi meraihnya. Salah satunya adalah dengan bangun lebih pagi dari orang lain.

Banyak orang-orang sukses di dunia yang ternyata bangun sangat pagi. Di antaranya seperti CEO Fiat Sergio Marchionne yang bangun pukul 03.30 pagi, CEO Apple Tim Cook (03.45 pagi), serta pendiri Virgin Group Richard Branson (05.45 pagi).

Bahkan pepatah pun mengatakan, “Kalau bangun siang nanti rejekinya dipatok ayam”.

Lalu, apakah hal ini lantas memastikan bahwa bangun pagi akan membuat Kita seperti deretan orang sukses di atas? Dan berarti orang-orang yang membuka mata di atas jam 10.00 pagi tidak akan bisa sukses?

Ternyata tidak. Bangun pagi tidak selalu menjadi salah satu kunci kesuksesan.

Seperti dilansir BBC, terdapat dua tipe manusia yakni morning person, dan evening person. Tipe pertama, morning person adalah mereka yang bisa tidur cepat dan bangun pagi. Sementara evening person adalah mereka yang sulit tidur cepat dan kesulitan bangun pagi karena bergadang.

Penelitian mengatakan bahwa kedua tipe orang ini menunjukkan pembagian klasik otak kiri dan otak kanan. Antara mereka yang lebih analitis dan kooperatif, versus yang kepribadian yang lebih individualis dan imajinatif.

Morning person cenderung memiliki sifat gigih, menyenangkan dan memusatkan pada diri sendiri. Mereka senang mengatur dan menyiapkan masa depan mereka, dan mengutamakan diri mereka sendiri di atas urusan lainnya

Sedangkan evening person cenderung lebih santai dan kecil kemungkinannya untuk depresi atau stress.

Morning person memang memiliki pencapaian yang lebih banyak dalam hal akademis, tetapi Evening person justru lebih baik dan lebih cepat dalam menjalankan sesuatu. Evening person cenderung memiliki kapasitas memori yang lebih besar bahkan ketika mereka harus mengerjakan sesuatu di pagi hari pun mereka bisa mengatasinya.

Preview

Tidak menentukan karir

Sebenarnya, waktu seseorang bangun tidak menentukan posisi atau pekerjaan apa yang bisa mereka dapatkan. Hal ini seperti diungkap oleh penelitian yang bertajuk Larks and Owls and Health, Wealth and Wisdom oleh Catherine Gale, seorang peneliti serta profesor di bidang Epidemiologi Kognitif di University of Southampton, serta Christoper Martyn, seorang ilmuan klinis.

Hasil riset menunjukkan bahwa orang yang lebih aktif di malam hari (Owl) juga bisa sesehat dan sebijaksana mereka yang biasa bangun pagi (Lark). Bahkan penelitian tersebut juga menemukan bahwa para Owl memiliki kekayaan yang sedikit lebih banyak dibandingkan Lark.

Para evening person atau Owl yang mematahkan asumsi kesuksesan diraih dengan bangun pagi adalah CEO dari Box Aaron Levie, CEO Buzzfeed Jonah Peretti, serta para kreatif profesional seperti James Joyce, Gertrude Stein dan Gustave Flaubert yang walaupun bangun lebih siang tetapi tetap bisa meraih kesuksesan.

Preview

Produktifitas berdasarkan kebiasaan

Menurut Katharina Wulff, seorang ahli biologi asal Oxford University, jika seseorang dibiarkan melakukan aktivitasnya sesuai dengan kebiasaan mereka, orang tersebut akan merasa lebih baik, lebih produktif dan kapasitas mentalnya pun akan lebih luas.

Sebaliknya, jika seseorang dipaksa untuk melakukan aktivitasnya dengan cara yang tidak biasa dia lakukan, hal ini justru akan membahayakan orang tersebut.

Contohnya, jika orang yang tidak biasa bangun pagi kemudian dipaksa untuk bangun pagi, saat mereka melakukan aktivitas di pagi hari tubuh mereka masih memproduksi melatonin (hormon yang mengendalikan siklus tidur dan bangun manusia). Sehingga jika dipaksakan maka akan mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepekaan yang berbeda terhadap insulin, dan glukosa yang bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Evening person tidak bisa dipaksakan beraktivitas pada pagi hari, karena tubuh mereka tidak menginginkannya. Jika dipaksakan, ini akan berakibat pada penurunan mood atau suasana hati, sehingga mereka pun meraih kepuasan hidup atau kesuksesan yang lebih rendah dibandingkan dengan para Morning person.

Maka dalam kasus seperti ini, menjadi masuk akal jika ada asumsi bahwa Evening person adalah orang-orang yang malas dan tidak bersemangat.

Selain itu pada kenyataannya, mengubah kebiasaan bangun siang tidak memberikan pengaruh yang begitu besar. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Konrad S. Jankowski, seorang ahli di bidang psikologi biologis, menunjukkan bahkan ketika seseorang mencoba berubah menjadi morning person, itu tidak membuat mereka memiliki mood atau kepuasan hidup yang lebih baik. (Annisa Fauziah)***

populerRelated Article