Tak Pernah Minum Alkohol Tapi Hasil Tesnya Positif, Kok Bisa?
Tes alkohol kerap dibutuhkan dalam beberapa kesempatan. Misalnya untuk mendeteksi penyebab kecelakaan tunggal, sebelum pilot mengudara, atau tes kerja. Pertanyaannya, jika seseorang tidak pernah minum alkohol sama sekali seumur hidupnya, mungkinkah hasil tes menujukkan reaksi positif? Ternyata jawabannya mungkin saja! Mengapa bisa begitu? Berikut ulasannya.
Jenis-jenis tes alkohol
Ada banyak jenis tes yang biasa digunakan dari mulai tes urine, darah, napas, hingga tes etil glukuronida (EtG). Berbagai tes ini biasanya mampu mendeteksi keberadaan alkohol di dalam tubuh. Tes urine mampu mendeteksi alkohol dalam jangka waktu sekitar 12 hingga 48 jam setelah meminumnya. Sementara tes napas biasanya hanya mampu mengecek dalam jangka waktu 24 jam.
Salah satu tes yang cukup akurat dan bisa mengecek dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu tes EtG. Tes ini digunakan untuk mendeteksi etil glukoronida, produk pecahan dari etanol yang memabukan, dalam urine. Biasanya juga berfungsi untuk mendeteksi kadar zat tersebut pada orang-orang yang dilarang meminumnya seperti pasien transplantasi hati, murid sekolah, anggota militer, tersangka kasus, dan lainnya.
Prosedur pengujian yang satu ini cukup sensitif, bahkan dapat mendeteksi kadar alkohol yang sangat rendah. Tes ini bahkan bisa mendeteksi kadar zat tersebut dalam urine hingga lima hari setelah meminumnya. Sayangnya, tes EtG juga bisa membaca paparan alkohol dalam produk yang Anda gunakan sehari-hari seperti:
- Makanan yang mengandung alkohol
- Produk pembersih wajah dan tangan
- Obat kumur
- Semprotan penyegar napas
- Deodoran
- Kosmetik
- Pewarna rambut
Untuk itu biasanya dilakukan lebih dari satu jenis tes untuk mendapatkan informasi yang paling akurat.
Kenapa bisa positif alkohol padahal tak pernah minum?
Pada beberapa kasus, orang yang tidak pernah minum alkohol bisa dinyatakan positif setelah dites. Meski membingungkan, hal ini telah dicari tahu penyebabnya melalui sebuah penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di University of Florida menemukan fakta bahwa gel pembersih tangan (hand sanitizer) beralkohol bisa masuk dan diserap ke dalam darah. Akibatnya, hal ini membuat seseorang yang mengoleskan hand sanitizer setiap beberapa menit bisa dinyatakan positif alkohol saat dilakukan tes.
Seorang asisten dosen Fakultas Psikiatri dari UF College of Medicine, dr. Gary Reisfield menyatakan banyak produk pembersih tangan yang mengandung etil alkohol. Zat ini merupakan jenis alkohol yang sama dalam minuman beralkohol. Dalam kondisi ini, tubuh tidak bisa membedakan sumber alkohol yang didapat apakah dari meminumnya atau dari produk yang digunakan sehari-hari.
Fakta ini didapat dr. Gary Reisfield dari 11 orang sukarelawan yang sama sekali tidak pernah minum alkohol. Pakar ini beserta rekan-rekannya kemudian meminta para peserta untuk menggunakan hand sanitizer setiap lima menit dalam jangka waktu 10 jam selama 3 hari berturut-turut.
Hasilnya, hampir semua peserta dinyatakan positif alkohol setelah dilakukan tes EtG. Namun, ketika membandingkan kadar etil glukuronida dan etil sulfat dalam urine orang yang menggunakan hand sanitizer dengan yang minum alkohol, kadarnya memang jauh lebih rendah.
Oleh sebab itu, bisa disimpulkan bahwa tidak semua orang yang memiliki hasil positif dalam tes alkohol merupakan peminum aktif.
The post Tak Pernah Minum Alkohol Tapi Hasil Tesnya Positif, Kok Bisa? appeared first on Hello Sehat.