Home
/
Startup

Tak Semua Rugi, Startup Ini Justru Bernasib Baik saat Pandemi Covid-19

Tak Semua Rugi, Startup Ini Justru Bernasib Baik saat Pandemi Covid-19

Birgitta Ajeng08 April 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Coronavirus disease (Covid-19) telah menyebar ke hampir seluruh dunia dan memberikan dampak signifikan terhadap berbagai lini bisnis. Efek pandemi ini juga sangat terasa bagi startup, tetapi ada beberapa yang bernasib lebih baik daripada yang lain.

Startup yang bergerak di bidang pariwisata yang terpukul pandemi ini. Sejak Covid-19 mewabah di China pada Februari 2020, Airbnb menangguhkan semua pesanan di Beijing hingga Maret 2020.

Setelah itu, startup yang bergerak di bisnis penginapan online tersebut membarui kebijakan. Perusahaan rintisan asal California, Amerika Serikat, itu memungkinkan para tamu membatalkan reservasi di mana saja dengan pengembalian dana penuh. Kebijakan tersebut diprediksi dapat menekan pendapatan perusahaan.

Baca juga: Startup OYO Ubah Hotelnya jadi Tempat Inap Tenaga Medis

Startup yang berkecimpung di ranah pemesanan transportasi juga terimbas. Ini tidak terlepas dari kebijakan lockdown atau social distancing di berbagai negara untuk menekan penyebaran Covid-19. Salah satu startup online travel agent yang merasakan imbasnya, yaitu Omio di Jerman.

Mengutip Sifted, startup yang menjadi unicorn pada 2017 itu merasakan tekanan lebih awal. Pertama, ketika pemesanan di China terpengaruh, dan ketika pelanggan Amerika Serikat membatalkan perjalanan untuk liburan Paskah ke tempat-tempat wisata di Eropa, seperti Italia. Sekarang pemesanan domestik mengalami penurunan 50 persen.

Startup yang bernasib baik saat pandemi Covid-19

Tidak semua startup merugi selama pandemi Covid-19. Sebaliknya, ada yang bernasib baik, seperti startup yang bergerak di ranah kesehatan. Mengutip Sifted, Kry adalah aplikasi dokter yang paling banyak diunduh di Eropa. Secara mengejutkan, tampak lonjakan besar dalam hal unduhan.

Pengunduhan aplikasi Kry naik 61 persen dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Sementara itu, konsultasi naik 80 persen untuk periode yang sama—dan jelas, konsultasi terkait gejala Covid-19 naik lebih dari 240 persen.

"Layanan kesehatan digital dapat membantu mengurangi masalah kapasitas," kata Johannes Schildt, kepala eksekutif dan salah seorang pendiri Kry. Startup ini bahkan telah meluncurkan produk-produk baru, termasuk pemeriksa gejala Covid-19 gratis.

Tak hanya yang berkecimpung di bidang kesehatan, startup yang beroperasi di sektor pertanian yang bertumbuh. Di Tanah Air ada TaniHub Group. Selama pandemi Covid-19, penjualan buah, sayur, sembako, dan hasil tani lainnya pada TaniHub Group mengalami peningkatan tajam.

Baca juga: TaniHub Group Raih Pendanaan Seri A Plus

“Karena komoditas pertanian ini adalah kebutuhan dasar masyarakat. Tidak hanya itu, produk tanaman herbal dan produk yang bermanfaat untuk meningkatkan imun tubuh juga mengalami lonjakan tajam sekitar 20 persen,” ujar VP of Corporate Services TaniHub Group, Astri Purnamasari, dalam pernyataan resminya kepada Uzone.id.

Jumlah pengguna baru juga bertambah. TaniHub Group mengungkapkan, ada penambahan lebih dari 52.000 pengguna baru sejak 1 Maret 2020.

“Dalam kondisi outbreak ini, kami juga mengupayakan langkah semaksimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan B2C (Business to Consumer), mengingat adanya penambahan user baru,” ungkap Astri.

Ia menambahkan, “Di lain sisi, kami juga memastikan kecukupan komoditas pertanian ini agar kebutuhan masyarakat tetap bisa terpenuhi.”

populerRelated Article