Tenggelam di Dunia Wes Anderson, Sutradara 49 Tahun yang Terkenal Serba ‘Rapi’
Uzone.id - Nama lengkapnya Wesley Wales Anderson. Sutradara asal Amerika Serikat yang doyan banget bikin desain dan latar film yang unik, punya ciri khas sendiri, dan menggunakan palet warna yang begitu memikat hati.
Belum lagi tiap karakter di dalam film yang mudah diingat. Serasa tenggelam di dalam dunia bikinannya sendiri!Lahir di Houston, Texas pada 1 Mei 1969, Wes Anderson sewaktu kecil harus menghadapi kondisi keluarga broken home pasca orangtuanya bercerai.
Sebagai distraksi perilakunya yang nakal karena kondisi broken home tersebut, Anderson mulai getol iseng membuat film sendiri menggunakan kamera Super 8mm. Film-film kecilnya dibintangi oleh dirinya sendiri dan dua kakaknya.
Seiring berjalannya waktu, Anderson mengasah kemampuan memproduksi drama kecil-kecilan di sekolah.
Ia juga mengembangkan skill terpendamnya, yaitu storytelling. Anderson kemudian kuliah di University of Texas di Austin. Di sanalah ia bertemu aktor Owen Wilson yang hingga sekarang menjadi teman dekatnya -- dan kerap muncul di berbagai film Anderson.
Pertemanan mereka begitu erat sejak era perkuliahan, mereka pun menjadi roomate dan sempat-sempatnya membuat skrip untuk film durasi panjang yaitu ‘Bottle Rocket’.
‘Bottle Rocket’ pun benar-benar diproduksi secara nyata dan dirilis pada 1996 silam. Kala itu, Anderson belum mengembangkan trademark alias ciri khasnya ke dalam film. Film komedi drama itu pun dibintangi oleh Wilson sendiri dan adiknya, Luke Wilson.
Dari situ, Anderson semakin semangat memproduksi belasan film lainnya. Ia kembali merilis film dengan judul ‘Rushmore’ pada 1999. Film ini adalah debut aktor Jason Schwartzman dan awal mula hubungan kolaborasi Anderson dengan Bill Murray.
Siapa sangka, film ini dipuji oleh moviegoer dan para kritikus.
‘Rushmore’ bercerita tentang seorang siswa bernama Max Fischer (Schwartzman) yang energinya nggak habis-habis untuk aktif dan mendirikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, sampai suatu hari ia harus dihukum karena perbuatannya sendiri.
Kemudian, Anderson semakin mengembangkan dunianya sendiri sejak film ‘The Royal Tenenbaums’ dirilis pada 2001. Film tentang hubungan keluarga yang kompleks ini menjadi garis start karya nyentrik khas Anderson. Kenapa bisa Anderson begitu 'berbeda' dari sineas pada umumnya?
Pertama, pengambilan gambar secara simetris.
Ini adalah salah satu khas Anderson yang mudah dikenali. Ia akan mengambil gambar begitu rapi, dengan komposisi objek yang masuk ke dalam frame kamera sangatlah pas.
Namanya juga simetris, pasti pembagian gambar terasa seimbang, nggak berat sebelah.
Selain itu, Anderson juga kerap menggunakan teknik wide-angle untuk tiap filmnya, hal ini membuat para penonton merasa bahwa dunia bikinannya itu terasa nyata dan membuat kita turut masuk ke dalamnya. Begitu ajaib, menjunjung tinggi estetika, dan rapi.
Coba cek video di bawah ini, gaes.
Kedua, palet warna yang begitu menarik hati.
Karya Anderson menggunakan sinematografi dan tone warna yang selalu beragam dari satu film dengan film lainnya. Mau bagaimanapun juga, tone warna ini menjadi ciri khas dari filmnya.
Kalau ‘The Royal Tenenbaums’ memiliki sinematografi dan tone warna serba cerah dan pastel seperti kuning, jingga, coklat, dan sentuhan merah, lain lagi dengan film-film Anderson yang lain.
Kalau kamu nonton ‘The Life Aquatic with Steve Zissou’, film ini akan menyegarkan mata dengan nada warna biru tua, merah, mustard, dan hijau toska.
Tentu salah satu alasan Anderson menggunakan nada warna tersebut adalah karena film ini bercerita tentang oceanografer yang berlayar ke tengah laut untuk memburu hiu jaguar.
Film ‘The Grand Budapest’ yang dirilis pada 2014 lalu memanfaatkan sentuhan serba pastel seperti pink, biru muda, ungu, hijau muda, dan krem.
Ketiga, karakter dan detail yang mudah diingat.
Cuma di film Anderson kamu bisa lihat perempuan berambut super lurus seperti pasta jenis spaghetti lengkap dengan jepit rambut di sisi kiri, menggunakan eyeliner tebal, dan merokok tiap ada kesempatan.
Karakter ini bernama Margot Tenenbaums di film ‘The Royal Tenenbaums’ yang diperankan oleh Gwyneth Paltrow.
Di dunia mana lagi selain Anderson ketika tim pelaut memiliki atribut seragam berupa beanie alias kupluk di kepala berwarna merah terang? Ini cuma ada di ‘Life Aquatic with Steve Zissou’ bikinannya.
Cuma Anderson pula yang mampu mengadaptasi kisah novel klasik anak-anak ‘Fantastic Mr. Fox’ karya Roald Dahl menjadi sebuah karya film dengan konsep animasi stop-motion.
Anderson menggunakan boneka rubah yang khusus dibikin untuk proses syuting ini.
Belum lagi karakter lobby boy dari dunia ‘The Grand Budapest’ yang begitu polos dan setia, lengkap dengan seragam warna ungu.
Secara keseluruhan, karakter-karakter yang muncul di film-film Anderson adalah pribadi yang punya banyak kekurangan, seperti seorang bapak yang nggak peduli dengan anaknya, kakak-beradik yang hubungannya sangat renggang, dan hubungan percintaan yang sering nggak berjalan mulus.
Belum lagi production design yang selalu unik dengan bentuk bangunan yang tampaknya hanya ada di dalam dunia Anderson saja. Tiap detail dari filmnya yang membuat karya Anderson terasa spesial dan orisinil. Nggak heran gaes, Anderson ini sangat dikagumi oleh sutradara sekelas Martin Scorsese.
Film terbaru Anderson berjudul ‘Isle of Dogs’ dirilis pada Maret 2018. Meski film ini animasi stop-motion, Anderson tetap menggunakan esensi khasnya, yakni simetris dan tone warna yang begitu menarik. Semoga film ini ditayangkan di Indonesia.
Well, selamat ulang tahun Anderson!