Tersedia di Gaza, Internet Starlink Cuma Aktif di Satu Rumah Sakit
Uzone.id — Oktober 2023 lalu, Elon Musk sempat berencana untuk menyediakan layanan internet satelit miliknya Starlink di wilayah Gaza, Palestina. Namun, rencana ini urung dilakukan setelah kunjungannya ke Israel.
Dalam kunjungan tersebut, ia sepakat bahwa akses internet Starlink ke Gaza harus dioperasikan oleh Israel dan dalam persetujuan Kementerian Komunikasi Israel. Yang artinya, internet Starlink ini tak jadi tersedia karena dilarang oleh pihak Israel.Kurang lebih 8 bulan setelahnya, hari ini, Rabu, (24/07), Elon Musk mengatakan bahwa layanan internet satelit Starlink miliknya kini sudah mulai beroperasi di sebuah rumah sakit di Gaza, Palestina. Kabar ini disampaikan olehnya dalam sebuah cuitan di X.
“Starlink saat ini sudah aktif di sebuah rumah sakit Gaza dengan dukungan dari Uni Arab Emirate dan Israel,” kata Elon Musk.
Starlink is now active in a Gaza hospital with the support of @UAEmediaoffice and @Israel
— Elon Musk (@elonmusk) July 23, 2024
Keputusan ini merupakan hasil dari negosiasi yang dilakukan berbulan-bulan soal internet blackout yang diberlakukan Israel di wilayah Gaza. Dalam keterangannya, Starlink hadir di Gaza dengan ‘dukungan’ Israel dan Uni Emirat Arab.
Jaringan internet ini baru tersedia hanya untuk satu rumah sakit saja, dan tidak diketahui rumah sakit mana yang disokong oleh internet Starlink, mengingat saat ini rumah sakit yang tersedia di Gaza sudah diserang oleh pihak militer Israel, termasuk Al-Ahli Baptist dan Rumah Sakit Indonesia.
Menurut pakar telekomunikasi Ken Zita asal AS, hal tersebut mencerminkan keengganan Israel untuk memberikan akses internet yang lebih luas kepada penduduk Gaza yang saat ini menggunakan e-SIM sebagai cara mereka tetap terhubung ke dunia luar.
“Ini adalah tawaran yang sangat kecil. Itupun hanya tersedia di satu lokasi,” kata Zita dikutip dari Washington Post.
Sementara itu, sebelumnya pihak PBB juga sedang berusaha untuk berdiskusi dengan Israel untuk memasukkan perangkat keamanan dan komunikasi ke Gaza guna memastikan keselamatan tim kemanusaan yang dikirim ke wilayah Jalur Gaza.
"Para pekerja kemanusiaan ini membutuhkan peralatan komunikasi untuk mengakomodir operasi dan memastikan keselamatan tim yang beroperasi di wilayah yang sangat berbahaya," kata pihak urusan kemanusiaan PBB.
Sementara itu, hingga saat ini serangan demi serangan terus dilancarkan oleh Israel ke Gaza, Palestina. Beberapa waktu lalu, sebuah laporan menyebutkan bahwa korban jiwa karena serangan bom Israel di Palestina sudah mencapai 186 ribu lebih, yang kebanyakan anak-anak, perempuan dan warga sipil.
Saat ini, ICJ atau Mahkamah Internasional telah menetapkan Israel sebagai bangsa yang melakukan kejahatan apartheid dan pendudukannya di atas wilayah Palestina selama 76 tahun merupakan ilegal dan harus diakhiri sesegera mungkin.