Test Drive BYD Seal, Supercar Listrik yang Nyaman buat Harian
Uzone.id - BYD Seal emang kencang dan punya tampang yang emang menyiratkan sebuah sportcar sejati, bahkan layak disebut supercar. Dipakai di jalanan, dijamin jadi pusat perhatian. Tapi senyaman dan sepraktis apa mobil ini dipakai harian?
Kami berkesempatan untuk mencoba BYD Seal AWD Performance, yang merupakan tipe tertinggi seklaigus terkencang dan termahal, selama satu minggu.Rute yang dilewati juga sengaja memang rute harian yang rata-rata digunakan dari rumah ke kantor dan sebaliknya, layaknya sebuah mobil harian.
Tampilan ganteng mencuri perhatian
Jangan grogi ketika lagi nyetirin BYD Seal di jalanan, apalagi ketika mengetahui banyak pandangan mata melirik ke arah kita.
Dari tampilannya saja—apalagi yang warna hitam, warna yang terinspirasi dari Dewa Laut, BYD Seal tampak menantang siapa saja yang melihatnya langsung, apalagi mencobanya.
Siluet bodinya mengalir dari depan ke belakang. Wajah serba tajam, serta bumper belakang agresif membuat adrenaline siapapun. yang melihat bakal memuncak.
Masuk ke dalam kabinnya, kita akan langsung disuguhkan dengan posisi duduk yang sangat rendah khas mobil-mobil sport dan supercar. Namun, mobil yang ini lebih nyaman ketimbang supercar pada umumnya.
Meski begitu, kecuali jok dan posisi duduk, nuansa kabin tidak mencerminkan nuansa mobil sport yang kencang, tapi malah menjurus ke futuristis.
Mulai dari desain dasbor, desain tuas transmisi, banyaknya layar-layar besar, sampai atap yang hampir semuanya didominasi oleh kaca panoramic.
Pengaturan joknya sudah elektrik dan setir pun sudah tilt dan telescopic, sehingga mudah mencari posisi duduk yang nyaman.
Performa overpower untuk di jalan raya
Secara spesifikasi BYD Seal memang mengerikan. Ada tiga pilihan tipe, mulai dari standar, Extended Range, dan AWD. Nah, yang kami gunakan versi AWD yang merupakan tipe tertinggi dan paling bertenaga.
BYD Seal AWD punya dua motor listrik yang masing-masing ada di depan dan belakang. Untuk motor di depan, tenaganya sebesar 214 hp dan torsinya 310 Nm. Sementara di belakang tenaganya 308 hp dan torsinya 360 hp.
Jadi kalau di total, semburan tenaga yang bisa dihasilkan BYD Seal adalah 522 hp dan torsinya 670 Nm!
Tenaga tersebut disuplai dari baterai berkapasitas 82,5 kWh dan sanggup melajukan mobil ini sampai 580 km untuk versi standar dan 650 km untuk versi Extended Range.
Ngecasnya juga gampang dan bisa dilakukan di rumah, kantor atau SPKLU pada umumnya. Makin besar kWh makin cepat ngisinya. Catatan konsumsi listriknya berdasarkan pengetesan kami, untuk mobil sekencang ini tercatat angka 21,5 kWh per km. Lumayan lah ya..
Pertama kali melaju, kami langsung merasakan respon gas yang sangat sensitif. Di colek saja, mobil sudah bereaksi dan terasa sekali akselarasi yang sangat ringan.
Sehingga ketika pedal gas diinjak spontan, badan langsung tertarik untuk memeluk sandaran jok, rasanya seperti ‘dijambak setan’.
Ada tiga mode berkendara. Kalau mau santai, baiknya memang pakai mode ECO. Mode hemat ini dipilih sebenarnya bukan untuk berhemat listrik, karena jarak tempuhnya yang jauh, bikin kita gak khawatir soal konsumsi listriknya. Mode ECO kami pilih hanya untuk meredam agresifitas akselarasinya!
Kalau sudah mulai terbiasa, bisa pakai mode Normal. Disini tenaga dan konsumsi listrik berbanding seimbang dan jadi mode yang paling ‘nyaman’ untuk digunakan.
Tapi kalau beneran mau nyoba bagaimana jahatnya tarikan akselarasi BYD Seal, pakailah mode Sport. Niscaya, kita akan berteriak-teriak, antara kegirangan atau ketakutan karena agresifitasnya.
Meskipun mobil ini kencang, BYD tetap menawarkan kenyamanan berkat bantingan suspensinya yang empuk, namun ergerakan mobil tetap stabil karena rangka yang terasa begitu stiff.
BYD Seal memang selangkah lebih maju dalam rancangan platformnya. Meski sama-sama menggunakan e-Platform 3.0 seperti Dolphin dan Atto3, namun khusus untuk Seal, BYD membenamkan teknologi CTB alias Cel to Body.
Teknologi ini memungkinkan baterai yang menyatu dengan rangka body, sehingga kekuatan tingkat kekakuan mobil jadi lebih tinggi untuk menunjang stabilitas.
BYD menggambarkan, kalau rangka body adalah sebuah casing handphone, dan handphone adalah baterai. Ketika hanya casing saja, ketika digerakkan maka casing akan ‘meleyot’, beda ketika casing tersebut dimasukkan handphone, maka akan jadi sangat kaku dan keras.
Di depan, mobil ini mengusung suspensi double wishbone dan di belakang 5-link. Dengan posisi duduk pengemudi benar-benar ada di bagian tengah mobil dengan komposisi 50:50.
Keluar masuk gang sempit, putar balik, dan berjibaku dengan kemacetan pun ternyata sama sekali tidak mengurangi kenyamanan dan kepraktisannya.
Fitur lengkap dan berfaedah
Terlalu banyak kalau harus menyebutkan satu persatu fitur-fiturnya. Namun, berdasarkan yang kami rasakan, ada beberapa fitur yang berfaedah ketika digunakan harian.
Layar sentuh besarnya itu misal, gak cuma sekedar gimmick dengan ukuran jumbonya. Tapi beneran berguna untuk mendengar musik dan nonton film. Kualitas audio Dynaduio yang diusung juga punya suara yang mumpuni.
Kemudian, tampilan kamera 360 yang jernih. Pengaturan konfigurasi dan berbagai fitur di mobil pun dengan mudah bisa diakses dari layar besar yang bisa dirotate dari landscape ke potrait ini.
AC yang sudah bisa mendeteksi partikel PM 2.5 sekaligus bisa membersihkan udara kabin juga berguna. Double wireless charging dan banyaknya tempat penyimpanan di mobil jadi nilai tambah kepraktisan.
Belum lagi fitur keselamatan aktif ADAS yang memang sudah menjadi standar, ditambah perintah suara yang responsif dan berguna untuk mengoperasikan sejumlah fitur di mobil.
Kesimpulan
Kalau ada uang berlebih, menghamburkan Rp700 juta untuk membeli ‘mainan’ seperti BYD Seal tentu menggoda. Apalagi ketika mengetahui harga kompetitor sekelas yang lebih dari Rp1 miliar.
Meskipun bergaya agresif dan punya performa yang kencang, dengan jangkauan baterai yang jauh, konsumsi listrik yang lumayan irit, serta kenyamanan layaknya sedan mewah, rasanya pakai BYD Seal untuk harian adalah alternatif yang menarik.