Test Drive Renault Triber, Gimana Rasanya MPV Eropa Termurah?
-
Uzone.id - Mobil Eropa identik dengan harga mahal di Tanah Air. Tentunya gak sekedar mahal, tapi sesuai dengan kualitas yang biasanya juga lebih advance.
Renault coba lebih berani dalam menawarkan produknya. Sebuah mobil Eropa, bisa muat banyak, fitur melimpah, tapi secara harga bisa menyaingi LCGC meski tanpa subsidi dari pemerintah.Dan inilah dia Renault Triber. MPV bergaya crossover dari Renault yang punya segudang potensi untuk bisa laris di Tanah Air. Mobil ini juga kebetulan memenuhi syarat sebagai salah satu mobil yang pas buat new normal.
BACA JUGA: FOTO: MINI GT Edition, Cuma 30 Unit di Indonesia
Terus gimana rasanya ketika dikendarai, apakah harga murahnya layak dibeli? Mari kita bahas.
Dimensi lebih kompak dari Calya Sigra
Secara dimensi, Renault Triber terbilang kompak, bahkan lebih kompak ketimbang pesaing utamanya, Toyota Calya dan Daihatsu Sigra. Panjangnya 3,9 meter, lebarnya 1,7 meter dan tingginya 1,6 meter.
Meski begitu, ada cara verdas Renault untuk mengakali bodi yang kompak tersebut agar tetap bisa menawarkan ruang kabin yang lega.
Pertama, sektor overhang depan dan belakang yang sangat pendek, sehingga wheellbase bisa dipanjangkan dan memberikan ruang tengah kabin lebih luas.
Kemudian, posisi mesin di ruang mesin dimajukan, sehingga dasbor mobil bisa lebih kedepan dan berefek pada ruang penumpang depan yang lebih luas.
Dan terakhir, pada bagian atap belakangnya dibuat meninggi, sehingga bisa menawarkan rung kepala penumpang baris ketiga leluasa.
Dan semuanya itu dikemas tanpa mengorbankan tampilannya yang tetap terliat porposional dan keren untuk sebuah MPV murah.
Desain keren dan pastinya anti image taksi online
Bicara desain sebenernya soal selera. Namun, apa yang ditawarkan Renault Triber menurut kami cukup ganteng dan sama sekali gak mengesankan kalau ini adalah mobil murah.
Desain lampu yang bersinergi serasi dengan grill berlogo Renault yang besar itu. Lampunya terlihat sudah mengusung projector dan pada bagian bumper sudah ditambahkan diffuser dengan aksen silver yang keliatan berkelas.
Bagian samping pun, kini gak keliatan murahan berkat desain pelek baru yang sudah dual tone, meski tetap mengusung diameter 15 inci.
Ada over fender yang di depan sudah ditambahkan lampu sein minimalis, kemudian ada stiker aksen pelindung bodi samping, ingat, ini cuma stiker ya, bukan buat melindungi bodi.
Diatap ada roof rail, meski sayang antena masih konvensional dan panjang abnget gak bisa dilipat, macam mobil remote control jadinya.
Ruang kabin lega dan fungsional
Renault tau bener cara memaksimalkan ruang kabin sebuah mobil kompak. Memang ketika masuk ke dalam, terasa lega. Entah karena nuansa dua warna kabinnya, desain jok tipis-tipisnya, serta ruang kepala yang tinggi di belakang.
Pokoknya memang terasa lega, mulai dari ruang kaki driver yang jauh dari dasbor, sampai lutut penumpang baris kedua dan ketiga yang leluasa. Apalagi, kursi baris kedua bisa disliding maju-mundur sesuai kebutuhan ruang.
Desain dasbornya cukup modern, meski sayang penggunaan material plastiknya masih keliatan murahan. Untung ada headunit layar sentuh yang berkonsep floating, sedikit bikin keren tampilannya.
Namun, kekurangan pada material kabin bisa tertolong dengan fungsionalitas dari kabinnya. Tempat penyimpanan banyak dan beragam, bahkan, di konsul tengah ada tempat penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin.
Juga laci bagasi dasbor ada dua tingkat, serta laci tempat penyimpanan di bawah jok. Selain itu, jok belakang bisa dicopot-pasang dengan mudah untuk fleksibilitas penumpang dan barang bawaan.
Dan yang gak kalah penting, tersedia blower AC mulai dari penumpang depan dari dasbor, penumpang tengah dari pilar B kanan dan kiri dan penumpang belakang dari atap. Semua kebagian semburan AC!
Fitur melimpah
Soal fitur pun Triber sungguh gak ketinggalan sama sekali, malah berlebih. Mulai dari lampu projector diluar, dan pengaturan spion elektrik. Serta, jendela driver bisa naik-turun otomatis.
Kemudian yang unik, kunci seperti kartu akses masuk hotel, gak perlu pencet-pencet kunci sudah bisa aktif saat kita mendekat dan menjauhi mobil.
Renault juga sudah menyediakan tombol start/stop engine yang ditempatkan spesial di konsul tengah. Sekaligus, diposisi dekat situ juga, tombol central lock berada, jadi bukan di doortrim seperti kebanyakan mobil lain.
Headunit layar sentuhnya juga lumayan, sudah bisa terkoneksi dengan Apple CarPlay dan Android Auto yang tampilannya sudah lebih bagus.
Tempat penyimpanan dengan pendingin, kamera parkir belakang, kursi yang bisa bongkar-copot, colokan charger smartphone sampai baris ketiga, jadi sejumlah gimmick-gimmick yang ternyata sangat Indonesia dan berfaedah banget buat harian.
Belum lagi sejumlah fitur keselamatan seperti empat airbag, dua di depan dan dua di samping, rem ABS dan EBD, sudah jadi fitur standar yang melekat pada mobil ini.
Handling Eropa banget, performa mesin jangan harap lebih
Sekarang soal driving impression, khususnya soal handling dan performa mesin, yang pastinya bikin penasaran banyak orang terhadap MPV Eropa termurah ini.
Pertama sektor mesin. Renault mengorbankan mesin agar harga jual bisa lebih terjangkau. Jadi, kita harus bersyukur hanya mesin 3 silinder berkapasitas 1.000cc yang tersemat di balik kapnya.
Mesin tersebut bertenaga 72 Hp dan torsinya 96 Nm yang disalurkan melalui transmisi manual 5 percepatan.
Ketika membuka ruang mesinnya, terlihat usaha serius Renault untuk ngebuat mesin 3 silindernya bebas dari keluhan umum, seperti lebih berisik dan getar.
Kalau kalian perhatikan, di ruang mesin Renault menambahkan stabilizer pada dudukan mesin, kemudian karpet di pembatas ruang mesin dan ruang kabin, serta menambahkan busa pada bagian dalam besi sassis dan menambahkan peredam glasswool pada spakboar.
Hasilnya, getaran memang terasa lebih minim, Begitu juga suara mesin, kecuali saat berakselarasi ya, suara raungan mesin masih terdengar di dalam kabin.
Sayang, ketika peredaman dari mesin cukup baik, tidak diimbangi peredaman dari ban dan sekeliling mobil, alias peredaman kabinnya kurang baik, karena suara sekitaran masih bisa terdengar jelas dan detail.
Mesin tersebut jujur, terselamatkan transmisi manual yang injakan koplingnya berat ini, sehingga bisa cepat menyiksa kaki kiri kalau macet-macetan.
Dengan transmisi manual, selama kita bisa menjaga putaran mesin, maka tenaga akan tetap bisa kita rasakan dengan optimal, sekalipun harus melahap tanjakan, tetap cukup dan gak kedodoran.
Renault juga mengakali kurangnya performa mesin dengan menyeting gear rationya pendek-pendek, jadi kalian bakal sering pindah-pindah gigi untuk mendapatkan tenaga yang optimal.
Tapi dibalik kurangnya performa mesin tersebut, Renault menyuguhkan sistemmsuspensi yang yahud bahkan disini baru kami ngerasa inilah mobil Eropa yang khas bantingannya.
Wheelbase panjang, overhang pendek, ground clearence cukup, serta setingan suspensi yang pas, ngebuat mobil ini lebih tajam dan agresif ketika bermanuver dan cukup praktis saat putar balik karena radius putarnya sadis.
Kalau sekedar dibandingkan dengan Calya Sigra, ya kami jelas lebih menyukai karakter handling dari Triber, bahkan, mungkin bisa bersaing setara dengan handling yang ditawarkan Mitsubishi pada Xpander.
Kalau ada kurang-kurang yang lebih memengaruhi kenyamanan driver, adalah injakan kopling yang keras dan setir yang terlalu ringan putarannya, jadi tidak bisa memberikan feedback yang presisi dan ketika memutar setir terasa ban seperti tidak menapak permukaan jalan.
Kesimpulan
Dengan nama besar Renault, tampilan yang keren, bisa muat banyak dengan manusiawi, fitur melimpah, handling yang juara dan harga yang cukup terjangkau, termahal tipe RXZ MT seharga Rp 179 jutaan, kami pikir cukup layak untuk dipertimbangkan untuk dibeli.
Hanya saja, pastikan kalian bukan orang yang terlalu peduli dengan performa mesin dan masih sulitnya kalau harus melakukan service, khususnya yang bukan berasal dari kota-kota besar.
VIDEO Test Drive Renault Triber, kuat Nanjak?