Home
/
Automotive

Test Drive Review Toyota C-HR, Ganteng-ganteng Mahal

Test Drive Review Toyota C-HR, Ganteng-ganteng Mahal
Bagja Pratama07 January 2019
Bagikan :

Foto: Bagja - Uzone.id

Uzone.id - Selain karena soal selera, sebenarnya desain Toyota C-HR cukup kontroversial yang menjurus ke keren.

Ya, gue sepakat kalau tampang Toyota C-HR memang keren dan radikal, tidak seperti gaya desain Toyota seperti biasanya.

Cuma Toyota mengangkat segmen C-HR sehingga banderol harganya tidak murah, bahkan tidak sekelas dengan Nissan Juke yang juga punya desain nyeleneh.

Entah ada apa dibalik strategi harga yang ditetapkan Toyota Astra Motor pada crossover radikalnya yang keren ini C-HR.

Atau memang banderol mahalnya C-HR sebenarnya sudah diseting sejak dari memberikan namanya.

Baca juga: Test Drive Review Toyota Fortuner TRD

Ya, C-HR sendiri merupakan sebuah singkatan. Yang artinya kurang lebih: Compact High Rider, tapi menurut gw lebih cocok ‘Crossover Harga Rusuh’

Kenapa? Karena harganya yang mencapai Rp 490 juta. Padahal harapan banyak orang ini bisa sekelas sama Honda HRV atau Nissan Juke cs.

Tapi ya sudah lah ya, tiap pabrikan punya kewenangan dan kebebasan penuh untuk menentukan harga jualnya. 

Preview

Foto: Bagja - Uzone.id

Nah, lalu kenapa Toyota C-HR ini sebenarnya istimewa? Karena kalau disederhanakan, C-HR merupakan paduan dari hatchback yang dibuat tinggi dan SUV yang dibuat kompak. 

Mobil ini dirancang di atas platform Toyota New Global Architecture (TNGA). Platform ini menjanjikan kenyamanan ketika dikendarai dan pastinya lebih menyenangkan alias fun to drive. 

Namun karena platform baru ini belum banyak digunakan di mobil Toyota lain, jadinya harganya mahal.

Toyota C-HR mengawali siklusnya dalam versi konsep di Paris Motor Show 2014 dan Frankfurt Motor Show 2015, diikuti versi produksi di Geneva Motor Show 2016. 

Di Indonesia, Toyota sempat menghadirkan versi konsep di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Menyusul penampilan versi produksi di GIIAS 2017.

Buat tau lebih lanjut soal crossover nyeleneh dari Toyota ini dan bisa menilai apakah harga mahalnya itu layak atau enggak, yuk kita bahas..

Eksterior revolusioner

Sekilas, pertama kali gue ngeliat, beuh ini mobil ganteng abis. Bahkan, kayak bukan Toyota. Desainnya agresif gak seperti Toyota-Toyota lain.

Paling seinget gue, kalau ada mobil Toyota yang pernah dihadirkan di Indonesia yang desainnya agresif bisa dihitung jari; Toyota Prius, Toyota Sienta, juga Toyota FJ Cruiser.

Mulai dari wajah, C-HR memang mengundang kita untuk meliriknya. Desain lampu yang tajam dan menyipit. Memang, lampunya masih halogen, bukan HID apalagi LED yang secara visual terlihat keren dengan cahaya putihnya. 

Tapi kalau mau mencari faedahnya, lampu halogen C-HR yang sudah pakai projector ini berguna saat musim hujan kayak sekarang, karena sinar warna kuning jauh lebih ampuh menerangi permukaan jalan yang basah dibanding cahaya putih dari HID atau LED. Jadi tentu lebih aman.

Kemudian, berpadu dengan mata sipitnya itu, aliran udara pun dibuat minimalis. Namun, bagian bumper kembali menunjukkan sisi agresifnya dengan coakan sisi kanan kiri yang bersudut tajam, dilengkapi dengan foglamp yang juga masih halogen. 

Preview

Foto: Bagja - Uzone.id

Namun, bukan berarti kesan modern memudar ya. Kesan futuristis yang sudah jadi karakter desain wajahnya ini hanya perlu ditambahkan tiga titik LED DRL bermotif diamond yang menyatu dengan lampu utamanya. 

Beralih ke bagian samping, kesan crossover yang gahar juga kental terlihat. Pertama, tentu dari over vendernya, yang dipertegas dengan bodikit di bagian bawah yang dilabur hitam gak sewarna bodi, sehingga memunculkan otot yang berkesan kekar.

Ditambah, pahatan garis yang meliuk dinamis pada bodi sampingnya sampai ke belakang, membuat tampang samping C-HR gak membosankan.

Baca juga: Test Drive Review KIA Grand Sedona

Belum lagi kalau urusan detailnya, lihat aja jendela belakang yang semakin meruncing, untuk menempatkan tuas bukaan pintu yang unik, kayak bukaan pintu kulkas ya? Tuas itu sengaja dibuat gak terlihat agar kesan mobil coupe dua pintu bisa terpancar.

Kalau ada yang kurang secara visual dari bagian samping adalah desain peleknya yang biasa aja, mirip mobil-mobil tipe bawah. Ya, gak ada kesan istimewa dari peleknya yang sama sekali gak ngebuat kesan mahal di mobil ini.

Interior berkelas tapi minim fitur

Kalau eksterior begitu mengesankan mobil yang agresif dan sporti, di dalam kabin kita akan menemukan nuansa yang cukup mewah dan berkelas. 

Kesan pertama yang bikin unik kabin C-HR adalah tatanan dasbornya. Layout bagian tengahnya, dimana beberapa pengaturan mobil tersemat, sengaja dibuat mengarah ke pengemudi, sehingga selain secara emosional memanjakan pengemudi, juga jadi lebih mudah diakses.

Ya, mulai dari layar monitor 7 inci dimana audio bisa dioperasikan disitu, sampai pengaturan Dual AC digitalnya yang agak menghadap pengemudi.

Layar sentuhnya itu cukup lengkap dan sistem operasinya cukup responsif dioperasikan. Belum ada sistem navigasi, tapi soal koneksi ke smartphone, gampang banget. Bisa pakai Bluetooth juga Miracast. Dan kalau mau internetan bisa pakai Weblink.

Preview

Foto: Bagja - Uzone.id

Kualitas suara yang disuguhkan juga lumayan. Dentuman bass dari speakernya memang kurang nendang, tapi kalau dipadukan dengan treble yang jernih, rasanya tata suara di kabin C-HR cukup memuaskan dan menghibur selama perjalanan.

Dibawah layar tersebut, ada pengaturan Dual AC digital. Maksudnya dual, karena kanan dan kiri bisa dibedakan pengaturan suhunya. Tombol-tombol pengaturan AC nya juga dibuat unik, bermotif berlian dan berkesan mahal.

Oiya, ngomongin berlian, memang baik dari eksterior sampai kabin C-HR ini dipenuhi dengan motif potongan berlian.

Selain di tombol-tombol pengaturan AC, juga tombol-tombol pengaturan audio, telepon serta MID di sisi kanan dan kiri palang setir juga bermotif potongan berlian. Bahkan plafon atap depan ada coakan bermotif berlian.

Dibalik setir yang sudah dibalut kulit sehingga nyaman digenggam itu juga, ada tuas untuk mengaktifkan cruise control.

Meski sayangnya, setir yang sudah bisa tilt dan teleskopik itu belum dilengkapi dengan padle shifter.

Baca juga: Test Drive Review All New Ertiga

Tapi gak masalah, karena yang penting ketika menggenggam setir tersebut, posisi duduk di C-HR tetap nyaman dan menyenangkan, karena menawarkan perpaduan posisi duduk ala sedan yang rendah dan mobil sport yang ergonomis.

Namun ada tapinya, buat gue, jendela jadi kayak ketinggian, jadi kalau tangan mau nyender saat jendela dibuka, jadi kurang nyaman.

Sandarannya pas memeluk punggung, busanya pun gak keempukkan juga gak terlalu keras. Kalau ada kurangnya, pengaturan kursinya masih manual, baik untuk maju mundur, reclaining, sampai tinggi dan rendahnya.

Kalau ada yang sudah elektrik, itu hanya berupa tombol untuk sandaran punggung yang bisa dibuat maju dan mundur, sehingga badan gak cepat pegal karena ada ganjalan.

Selain itu, material dasbor lumayan premium dan beberapa dilengkapi dengan soft touch. Meski begitu, bagian door trim masih pakai plastik biasa.

Preview

Foto: Bagja - Uzone.id

Tuas transmisinya juga unik, membulat layaknya mobil-mobil masa depan, yang sama sekali gak menyiratkan nuansa sporti pada mobil ini.

Disekitar tuas transmisi CVT 7 speed itu, ada parkir elektrik yang secara otomatis aktif saat tuas digeser ke posisi P dan non aktif saat tuas digeser ke posisi D.

Selain itu ada tombol autohold dan traction control. Semuanya didesain dengan harmonis untuk menghiasi konsul tengah dari C-HR.

Pindah ke belakang yuk. Di kursi belakang, ketika duduk, kita akan merasakan atap yang melandai ala-ala mobil coupe. Dengan tinggi badan gue 178 cm, masih ada sisa ruang kepala yang cukup dan ruang kaki lumayan luas kok, jadi tetap nyaman duduk di kursi belakang.

Sandaran kepalanya pas dan sandaran punggungnya gak terlalu tegak, jadi kalau jalan jauh tetap nyaman. Kalau ada yang kurang, hanya soal desain jendela yang meruncing, jadi membuat pandangan penumpang belakang ke samping sempit. Berasa naik kapal selam.

Ada tiga sandaran kepala di kursi belakang dan tiga seatbelt, artinya C-HR layak diduduki 3 penumpang di belakang. 

Pada doortrim, tempat penyimpanannya standar. Gak berlebih, tapi cukup untuk menyimpan berbagai barang, semisal gadget sampai botol minum. Oiya, gak lupa Toyota juga memberikan fitur ISOFIX untuk keamanan membawa anak kecil pakai carseat.

Toyota C-HR juga sudah dilengkapi fitur keselamatan yang terbilang lengkap. Mulai dari tujuh SRS Airbag (D+P+S+CSA+D-Knee), Anti-Lock Braking System (ABS), Electronic Brake-force Distribution (EBD), Braking Assist (BA), Vehicle Stability Control (VSC), Hill Assist Control (HAC), Traction Control, Auto-Brake-Hold, Impact Absorbing Structure, Blind Spot Monitor, dan Rear Cross Traffic Alert.

Performa dasyat bensin irit

Sekarang urusan mesin. Toyota membekali C-HR dengan mesin berkapasitas 1.800cc Dual VVT-i, ini mesin yang sama dengan Toyota Altis. Tenaga yang bisa dihasilkan mencapai 141 Hp pada 6.400 rpm dan torsinya 170 Nm pada 4.000 rpm.

Tenaga itu disalurkan ke sepasang roda depan melalui transmisi CVT 7 speed.

Bagaimana rasanya?

Hmm, pertama kali mesin dihidupkan, melalui tombol start/stop, dari dalam kabin sama sekali gak ada suara mesin. Hening. Beda ketika tuas transmisi sudah dimasukkan ke posisi D dan mobil mulai berjalan. 

Kalau kaki menginjak pedal gas secara spontan atau sedang berakselarasi, kadang raungan suara mesin masih kedengeran di dalam kabin.

Untuk torsi 170 Nm, tentu akselarasi yang ditawarkan lumayan dong. Meski rasanya, transmisi CVT ngebuat rasa akselarasinya lebih halus. Tapi bukan gak responsif ya.

Baca juga: Test Drive Review BMW Seri 6 Gran Turismo

Kalian juga bisa mengubah karakter akselarasinya dari 3 pilihan mode berkendara. Bisa diaktifkan melalui MID, yang aksesnya melalui tombol pada setir sebelah kanan. Kurang praktis sih.

Ada mode Normal, ECO dan Sport. Ketiganya punya karakter yang beda-beda. 

Misal kalau milih mode ECO, maka akselarasi jadi mendadak agak lemot, juga AC berkurang dinginnya. Hal ini supaya efisiensi bahan bakarnya lebih tinggi.

Tapi pindahkan aja ke mode Sport, maka akselarasi mobil jadi mendadak responsif. Pedal gas jadi sensitif dan putaran mesin lebih tinggi. Hasilnya, C-HR jadi lebih agresif saat dikendarai.

Preview

Foto: Bagja - Uzone.id

Namanya CVT, gak ada perpindahan gigi. Jadi kalau mau berakselarasi yang tinggal injak pedal gas dan mesin biasanya akan meraung untuk mengail tenaga. Agak repot di putaran bawah, tapi kalau udah RPM menengah ke atas, wih, mobil ini kenceng larinya!

Bahkan, saat dicoba di jalan tol, pada awalnya sempat kaget pas ngeliat angka speedometer di MID yang tetiba udah di 160 km perjam aja, cepet dan gak berasa, padahal udah ngebut dan jelas ngelebihi batas maksimal kecepatan di jalan tol.

Oiya, saat ngebut, deru suara ban masih kedengeran di dalam kabin nih. Baiknya Toyota memperbaiki peredaman kabinnya untuk pengembangan ke depan ya.

Tapi urusan mesin dan performanya, rasanya sama sekali gak ada masalah. Mau dipakai di dalem kota yang stop and go, bisa meladeni. Mau ngebut di jalan tol pun, ya ayo. Transmisi CVT-nya juga cukup cerdas meladeni kemauan pengemudi, jadi memang fun to drive ini mobil.

Impresi berkendara, Handling terbaek!

Satu lagi yang ngebuat C-HR harganya mahal, berkat platform TNGA itu, maka handling mobil ini bisa dibilang juara, terutama kalau dibandingkan dengan mobil-mobil SUV Toyota lainnya ya.

Ayunan mobil berasa lebih rigid, tapi berkat suspensi depan McPherson dan di belakang udah pakai double whisbone, maka jadilah handling C-HR ini bisa gue bilang terbaek!

Kenapa? Stabil banget, dan lincah diajak bermanuver. Meski begitu, bantingan suspensinya lembut, jadi kalau lewat jalan rusak atau polisi tidur, gak sampai ngebuat penumpang berguncang di dalam kabin.

Baca juga: First Drive Review All New Honda Brio

Setirnya responsif dan presisi, meski feelnya tetep gak 100 persen berasa direct dari ban ke setir, tapi ini lebih dari cukup dan C-HR begitu nurut mengikuti kemauan pengemudi dalam melakukan manuver-manuver.

Belok tajam, speed cornering di jalan tol, sampai parkir, sama sekali gak menyulitkan untuk menyesuaikan ruang. 

Gue sangat suka dengan handling yang ditawarkan C-HR dan pada akhirnya meganggap layak kalau karena bagian ini, harga mobil ini jadi mahal.

Kesimpulan

Selain harganya, gue rasa Toyota C-HR cukup memuaskan sebagai sebuah crossover kompak dari Toyota. 

Dia unggul di desainnya yang agresif, juga penggunaan platform TNGA yang ngebuat mobil ini jadi nyaman dan fun untuk dikemudikan. Jadi, gak perlu pakai supir, karena ini mobil buat yang kepengin nyetir sendiri.

Seharusnya, atau seandainya, Toyota lebih berani menghadirkan mobil ini gak sekedar sebagai flagship, tapi beneran mobil yang bisa dikonsumsi banyak kalangan, salah satu caranya menawarkan harga jualnya setara dengan kompetitor mainstream seperti Honda HR-V misalnya, pasti bakal booming.

Tapi ya balik lagi, tiap pabrikan berhak untuk menentukan value dari tiap-tiap mobilnya. Dan memang, secara visual dan sensasi berkendaranya, C-HR adalah mobil emosional dari Toyota, begitu juga dari harga jualnya, bikin emosi juga..

Spesifikasi Teknis:

Panjang: 4.360 mm

Lebar: 1.795 mm

Tinggi: 1.565 mm

Mesin: 1.800cc Dual VVT-i

Tenaga: 141 Hp @6.400 rpm

Torsi: 170 Nm @4.000 rpm

Transmisi: CVT 7 Speed

populerRelated Article