Test Ride Review Yamaha R25, Rasanya Dipakai Harian
Yamaha R25 (Foto: Bagja Pratama/Uzone.id)
Uzone.id - Motor sport emang udah kodratnya dipacu kencang di sirkuit. Tak terkecuali untuk sebuah Yamaha R25, yang baru saja disegarkan Yamaha Indonesia dengan sejumlah ubahan dan penyempurnaan.
Namun, para pembelinya pasti jarang menggunakan R25 di sirkuit, kecuali dia emang beneran pebalap. Sisanya, motor ini bakal dipakai harian kan? Nah, seenak apa sih Yamaha R25 dipakai harian?
Gue pun mencobanya selama dua minggu, menggunakan Yamaha R25 dengan rute rumah - kantor - rumah. Hasilnya? Kalau bisa gue tarik kesimpulan, naik motor ini emang gaya nomor satu, sisanya ya pegal belaka..
Tonton video test ride review Yamaha R25:
Tapi kita bahas dulu motornya deh. Jadi, Yamaha udah ngerubah wajah dari R25, yang versi 2019 ini jadi keliatan lebih kalem. Lebih sederhana, namun dengan peningkatan detail desain yang ngebuat motor ini jadi lebih aerodinamis.
Wajah depannya sederhana ala motor balap beneran, kalau tanpa lampu. Namun, ada sepasang lampu yang terpisah kanan dan kiri, totalnya ada empat titik lampu LED.
Bagian tengahnya ada moncong air scoop yang bukan pajangan, tapi punya fungsi menangkap aliran udara dari depan untuk disalurkan sampai ke radiator, jadi tugasnya mendinginkan radiator.
Kemudian, pada spakbornya, juga terdapat lubang, yang punya fungsi mendinginkan ban dan rem. Ban tersebut dijepit suspensi Upside Down yang dikelir warna emas dengan diameter 37 mm.
Di bagian samping, Yamaha juga melakukan ubahan pada fairingnya, yang kini jadi menggunakan banyak layer, fungsinya masih sama, untuk mendukung aerodinamis. Ada lubang-lubang seperti sirip yang berfungsi mengalirkan udara panas dari mesin ke luar.
Kemudian, di bagian bawahnya jusgru kebalikannya, lubang-lubang tersebut berfungsi untuk mengalirkan angin dari luar untuk membantu mendinginkan mesin.
Dengan desain fairing barunya ini, Yamaha sampai berani mengklaim kalau topspeed motor bisa bertambah sampai 8 km/jam.
Lubang bersirip juga masih bisa kita liat pada sisi kanan kiri tangki BBM. Mungkin ini fungsinya untuk mendinginkan BBM, dan secara tampilan keren karena ala-ala moge.
Desain tangki pun sekarang berbeda. Dibuat terlihat lebih gemuk dengan kondom, namun ada coakan di bagian bawah kanan dan kirinya, sehingga lebih enak dijepit sepasang kaki rider, sehingga ergonomi berkendaranya jadi lebih baik.
Ke bagian setang, masih mengandalkan model underyoke, namun setangnya diturunkan 22 mm dan Yamaha melubangi bagian tengahnya ala-ala moge Yamaha. Sayang, kuncinya belum Keyless seperti Kawasaki Ninja.
Bagian paling menarik lainnya ada pada MID. Karena sekarang udah full digital dengan layar monokrom berukuran sekitar 5 inci.
Informasi yang tertera disitu cukup jelas terlihat dan mudah dioperasikan. Mulai dari takometer, speedometer, indikator BBM sampai jam, semua disitu.
Pada setang bagian kanan, saklarnya sekarang dibuat menyatu antara engine cut dengan stater, juga seperti gaya moge. Di bawahnya, ada tomobol untuk mengaktifkan hazard.
Sementara bagian kiri, masih sama, ada tuas lampu dim, saklar lampu jauh dan dekat, klakson, serta lampu sein.
Yamaha masih menawarkan jok yang empuk, dengan tinggi dari permukaan tanah sekitar 780 mm, sehingga posisi ini pas untuk postur tubuh orang Indonesia kebanyakan.
Sementara bagian belakang, masih sama dengan model sebelumnya, mengandalkan buntut yang lancip, dipercanggih dengan lampu rem LED.
Dan urusan mesin, Yamaha masih mengandalkan mesin Blue Core berkapasitas 250cc 2 silinder yang bisa mempropduksi tenaga sebesar 36 Hp dan torsinya 22,6 Nm, berpadu dengan transmisi manual 6 percepatan tanpa sliper clutch.
Mesin ini jadi mesin paling tidak bertenaga kalau dibanding dengan para kompetitornya, seperti CBR 250 R dan juga Ninja 250. Namun, untuk dijalan raya, sepertinya gak masalah.
Tapi, ubahan fairing, penggunaan suspensi upside down di depan, dan monoshock yang udah diseting ulang jadi lebih keras rebound-mnya, ngebuat handling Yamaha R25 jadi lebih menyenangkan dan asik untuk diajak bermanuver di perkotaan yang sempit dan semrawut.
Getaran dari mesin pun sama sekali gak mengganggu dan jarang terasa sampai ke setang. hanya saja, kalau macet, kadang panas mesin masih sangat terasa di kaki.
Perpindahan giginya halus dan cepat, sehingga bisa memaksimalkan akselarasi dari mesinnya. Dan untuk kondisi harian, mulai dari gigi 1 sampai 6, tenaganya terasa optimal dan bahkan torsinya masih bisa bekerja dengan baik meski udah di gigi 6.
Kesimpulannya, untuk motor sport seharga Rp 58-59 jutaan, lebih murah daripada sejumlah kompetitornya, Yamaha menawarkan R25 yang serba nanggung ini dengan beberapa keunggulan, selain gaya, juga handling yang lebih baik.
Tonton juga video review All New Ertiga Sport: