Tetap Tak Mau Beli Twitter, Elon Musk Salahkan ‘Perang Dunia 3’
Uzone.id - Elon Musk tetap tidak ingin melanjutkan kesepakatan jual beli Twitter, dari yang awalnya ngebet ingin beli eh malah jadi keukeuh ingin mundur.
Kala itu, Musk menggegerkan jagat maya dengan kesepakatannya membeli Twitter seharga USD44 miliar atau sekitar Rp656 Triliun. Awalnya Twitter sedikit jual mahal dan tak langsung menyetujui.Lalu, setelah disetujui, Elon Musk justru ingin mundur karena platform tersebut dianggap melanggar kesepakatan. Satu hal yang bikin Musk mundur adalah gara-gara akun Bot dan Spam yang ada di platform.
Menurutnya, Twitter telah memalsukan data Bot di platformnya dan tidak memberikan detail serta transparansi mengenai perhitungan data akun Bot.
Baca juga: 'Pansos' Level Elon Musk: Prank Mau Beli MU
Dan ternyata, alasan itu hanyalah dalih semata. Begitupun juga dengan klaim Whistleblower soal Twitter yang telah menyesatkan regulator federal soal keamanan platform mereka.
Alasan terbaru Elon Musk ternyata tak berhubungan dengan akun bot ataupun dengan whistleblower. Agak tidak make sense tapi alasan Musk batal membeli Twitter adalah karena dunia sedang menuju WW3 alias Perang Dunia Ke-3.
“Mari kita perlambat beberapa waktu, tak masuk akal rasanya (kami) membeli Twitter disaat dunia sedang menuju Perang Dunia 3,” kata Musk melalui pengacaranya, dilansir dari Engadget, Kamis, (08/09).
Kondisi dunia saat ini memang sedang bergejolak, adanya ancaman krisis ekonomi global hingga perang Rusia-Ukraina disebut pengamat sebagai tanda awal adanya perang dunia selanjutnya.
“Inilah alasan mengapa Mr. Musk tidak ingin membeli Twitter, hal-hal tentang bot, mDAU [pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi] dan Zatko semuanya adalah dalih semata,” tambah si pengacara.
Baca juga: Elon Musk Batal Beli Twitter
Saat ini, Twitter dan Elon Musk sedang menempuh jalur hukum. Keduanya ingin mempertahankan keputusan mereka masing-masing. Twitter yang ingin Musk tetap membeli Twitter, dan Musk yang ingin tetap mundur dari kesepakatan.
Dalam keputusan terbaru, Musk mengajukan penundaan jadwal persidangan terhadap Twitter selama satu bulan karena pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu dalam memproses klaim dari whistleblower Twitter.