The Rain Rilis Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya
Lewat single Berkunjung ke Kotamu yang dirilis pada Agustus 2016 lalu, The Rain seakan baru saja menempuh perjalanan menggunakan mesin waktu ke tahun 1968.
Lalu kembali dengan membawa oleh-oleh sebuah lagu ala The Beatles, lengkap dengan konsep video musik yang tak kalah lawas.Kini, di single terbaru yang berjudul Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya, kuartet asal Jogja ini mengajak kita ikut menaiki mesin waktu ajaib mereka menuju pertengahan dekade 1990-an.
Mendengarkan bebunyian gitar serta harmoni vokal di lagu ini, kita seperti sedang berada di suatu sore di awal 1995, menghabiskan waktu di luar bersama para sahabat, saat internet belum menjadi populer di Indonesia, saat ponsel belum berada di tangan hampir setiap remaja.
Dibuka dengan barisan lirik yang lugas, “Aku tak pernah lupa saat kali pertama berjuang memilih kata hanya untuk menyapanya,” lagu ini bercerita tentang ledakan perasaan yang mungkin saja pernah kau alami.
Saat kau rela menulis ulang mimpi-mimpimu demi seseorang. Saat kau merasa yakin bahwa dialah orangnya, dan getir hidup terasa ringan ketika dia ada di sampingmu.
Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya menjadi single ke-5 yang dirilis The Rain lewat album Jabat Erat, sebuah album yang dikerjakan selama tiga tahun sejak 2013. Selama tiga tahun itu pula The Rain merilis trilogi single 18 November, tiga buah single yang dirilis di tanggal yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Terlatih Patah Hati (2013), Gagal Bersembunyi (2014) dan Penawar Letih (2015).