Throwback Movie: 5 Keseruan dari Film Horor Klasik ‘Scream’
Uzone.id — Kalau kamu penggemar film horor, nggak mungkin melewatkan karya klasik satu ini di mana pembunuhnya memakai topeng dan membawa pisau ke mana-mana.
Nggak terasa, ‘Scream’ dirilis pada tahun 1996. Usianya sudah menginjak 22 tahun. Tapi, rasa teror yang diciptakan masih begitu melekat setiap kali menontonnya.Digarap oleh Wes Craven, film ini mengisahkan tentang Sidney Prescott (Neve Campbell), remaja perempuan yang menjadi target pembunuh misterius di kotanya setelah setahun kematian sang ibu. Pembunuh itu juga melakukan teror terhadap teman-teman terdekatnya menggunakan permainan tebak-tebakan film horor.
Salah satu yang khas dari ‘Scream’ tentu saja pembunuhnya yang menggunakan topeng bernama Ghostface warna putih dengan mulut menganga.
Di Throwback Movie kali ini ada 5 keseruan dari ‘Scream’ yang mungkin belum pernah kalian dengar.
1. Awalnya mau diberi judul ‘Scary Movie’
Penulis naskah Kevin Williamson merasa tidak perlu berpikir panjang untuk memberi judul film ini.
Karena premisnya sederhana, yakni sekumpulan remaja yang menghabiskan waktu untuk diskusi tentang film horor dan harus mati satu per satu, Williamson merasa ‘Scary Movie’ adalah judul yang tepat. Padahal, sebelum produksi dimulai, naskahnya masih berjudul ‘Scream’.
Kemudian pihak produser mengatakan kalau mereka lebih suka ‘Scream’ karena mereka ngefans dengan lagu Michael Jackson berjudul ‘Scream’.
2. Banyak yang menelepon private number!
Masih ingat zaman di mana kita sering usil menelepon teman dengan private number? Tren ini sudah kejadian lebih dulu pasca ‘Scream’ dirilis.
Pembunuh di film kerap menelepon korban-korbannya tanpa identitas alias Caller ID. Ini memicu tren di Amerika. Mengutip berbagai sumber, perangkat yang bisa menyembunyikan identitas si penelepon melonjak hingga tiga kali lipat setelah ‘Scream’ dirilis.
3. Kostum Ghostface nyaris serba putih
Meski wajah topeng Ghostface yang digunakan pembunuh berwarna putih, awalnya kostum jubahnya juga mau dibikin putih semua agar betulan mirip hantu.
Namun rencana itu dibatalkan karena takut dinilai mirip dengan kelompok rasis ekstrem di Amerika, Ku Klux Klan (KKK).
4. Serba darah, darah, darah
Mengutip IMDb, tim special effects menggunakan 50 galon darah untuk proses produksi.
Uniknya, di adegan klimaks, salah satu pembunuh, Billy Loomis (Skeet Ulrich) mengaku dia pakai sirup jagung untuk membuat darah tiruan ketika dia purah-pura mati. Aslinya, kru film memang menggunakan sirup jagung yang diwarnai merah.
5. Hampir nggak laku!
Sulit membayangkan ‘Scream’ nyaris gagal di box office, mengingat film ini sangat membekas dan tergolong segar untuk genre horor. Kenyataannya, ‘Scream’ memang hampir nggak laku.
Tim produser memutuskan untuk merilisnya menjelang Natal, padahal bulan Desember biasa diisi oleh film-film ramah keluarga. Niatnya cuma satu: menciptakan teror di tengah kehangatan keluarga.
Benar saja, ‘Scream’ harus berkompetisi dengan berbagai film laris lainnya dan hanya mendulang pendapatan US$6 juta di pekan pertama.
Untungnya, dari beberapa orang yang menyukai ‘Scream’, mereka memberi tahu orang-orang terdekat dan benar saja, penontonnya semakin banyak gara-gara pemasaran dari mulut ke mulut ini. Maklum, dulu belum ada media sosial seperti sekarang.
Saking lakunya, ‘Scream’ bertengger di bioskop Amerika dalam waktu yang cukup lama dan menuai pendapatan lebih dari US$170 juta secara global.