Tips Kalau Mobil Terpaksa Menerjang Banjir
Uzone.id - Banjir kembali melanda Jakarta dan sekitarnya. Banjir di Ibukota ini kan sudah sering terjadi ya, tapi masih aja banyak pengemudi yang nekat menerjang banjir.
Padahal, menerjang banjir pakai mobil itu meski kita aman karena di dalam kabin, tapi sangat tidak direkomendasikan karena selain bisa menyebabkan karat di celah-celah yang sulit terjangkau, juga ngebuat mesin rontok.Ada istilah water hammer yang mengincar kalian pemilik mobil yang nekat menerjang banjir. Kondisi dimana air masuk ke ruang mesin yang bisa menyebabkan setang piston bengkok, sehingga mesin mati mendadak dan kalau terus dibiarkan bakal rontok.
BACA JUGA: Suzuki Luncurkan Mobil Baru Oktober, Karimun Wagon R Facelift?
Karenanya, kalau memang masih bisa putar balik, ada baiknya menghindari banjir. Tapi kalau terpaksa harus menerjang banjir, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.
Menurut Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, paling utama itu melihat berapa ketinggian air. Karena itu menentukan dari mana air punya potensi masuk ke ruang mesin. Bisa dari knalpot, juga filter udara.
"Batasnya kira-kira 30 cm atau sekitar setengah roda. Kalau lebih dari itu, mending putar balik. Liat aja mobil di depan, rodanya seberapa banyak terendam," ujarnya.
Batas ketinggian 30 cm tersebut relatif aman karena mempertimbangkan piranti elektronik mobil yang rentan terhadap air, ECU salah satunya. Kemudian, pertimbangan ketinggian air intake dimana air bisa masuk dari situ karena sifatnya yang menghisap.
Begitu juga dengan knalpot. Meski sifatnya membuang udara bekas sisa pembakaran mesin, namun knalpot juga memberi ruang air untuk masuk, khususnya ketika mobil dalam kondisi tidak berakselarasi.
Karenanya, mainkan dan jaga putaran mesin tetap tinggi saat menerjang banjir agar air tidak masuk melalui knalpot dan usahakan tidak terjadi perpindahan gigi.
VIDEO HFCI: Cerita Setelah Dua Tahun Punya Honda Forza 250