Tips vlogging ala Arief Muhammad: jangan maksa
-
Arief Muhammad, seorang pembuat konten kreatif di media sosial, sudah membuat video blog atau vlog sejak 2013 lalu, berawal dari kesukannya bercerita.
“Sebenarnya karena saya suka bercerita, mungkin dulu medianya tulisan, makin ke sini orang-orang suka yang lebih kasual. Mengikuti zaman, sebenarnya konten sama, bercerita, tapi, platformnya berbeda, jadi video,” kata Arief saat ditemui di Jakarta, Selasa (7/8).
Sekitar 2,5 tahun yang lalu, laki-lai berusia 27 tahun ini memutuskan untuk menggarap vlog-nya lebih serius dengan menyajikan konten yang sesuai dengan kesukaannya, antara lain soal jalan-jalan. Dalam perjalanannya, Arief yang semula mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari mengambil gambar sampai mengedit video, kini sudah memiliki tim pendukung.
Jika dulu peralatan yang dia gunakan sederhana, berganti-ganti antara ponsel atau kamera saku, kini dia menggunakan kamera yang profesional untuk vlogging.
Baca juga: Kaesang ungkap alasan vakum sementara jadi youtuber
Kepada ANTARA, Arief membagikan tips untuk membuat konten vlog.
1. Mulai sekarang
Arief melihat kecenderungan anak muda menonton konten-konten dari mereka yag sudah memiliki nama, sehingga menjadi minder jika dibandingkan dengan mereka yang sudah menggunakan kamera canggih dan tim yang banyak.
“Kalau melihatnya ketinggian, nggak akan mulai. Konten yang besar juga mulainya dari bawah banget, mulai sendiri, alat seadanya. Jadi, mulai aja dulu”.
2. Temukan hobi
Konten akan lebih menyenangkan untuk dilihat jika pembuatnya juga menyukai apa yang dia lakukan. Konten-konten yang viral tidak berarti harus diikuti, Arief menyarankan untuk membuat sesuatu yang sesuai dengan kesukaan.
“Kita sukanya apa, baru bikin. Yang kita cari adalah orang-orang dengan passion yang sama. Misal, sekarang lagi rame konten gaming, semua bikin. Tapi, saya nggak, saya suka main game, tapi, itu bukan hal yang ingin saya buat. Jadi, saya fokus ke jalan-jalan,” kata Arief.
3. Jangan maksa
Masih berkomentar soal konten yang viral tidak harus diikuti, Arief menyarankan jangan memaksakan untuk membuat konten sesuai dengan apa yang dicari orang.
“Nggak semua yang viral harus kita ikuti. Misal, cewek, kan sekarang banyak konten beauty. Daripada dipaksakan, mungkin biasanya nggak ke situ atau nggak cocok, kenapa nggak masak aja, kalau memang suka. Jangan maksain,” kata Arief.
4. Ciri khas
Hal paling penting untuk diperhatikan saat membuat konten vlog adalah ciri khas, dapat berupa isi konten, hasil akhir atau cara si pembuat membawakan kontennya. Arief menilai ada pembuat konten yang sepenuhnya meminta timnya untuk menyunting video yang sudah dibuat. Padahal, hal seperti itu dapat membuat ciri khas pembuatnya hilang.
“Melempar semua ke tim, akhirnya jadi berubah, nggak berasa ‘dia banget’,” kata Arief.
Untuk menghindari hal ini, Arief menyerahkan penyuntingan awal kepada timnya, namun, sebelum diunggah, dia akan melihat ulang dan merevisinya lagi agar gayanya tidak hilang.
Baca juga: Cara generasi milenial terkenal lewat YouTube
Baca juga: Youtuber Dodi Hidayatullah promosikan tilawatil Quran ke petugas haji
Baca juga: Saykoji ajak YouTuber peduli kasus korupsi