Toyota Pasti Kesal Brio jadi Mobil Terlaris, Balas Dendam Lewat Agya Baru!
Uzone.id - Wajar kalau pabrikan sekelas Toyota yang mendominasi pasar Indonesia sampai 37 persen, tapi mobilnya gak ada yang terlaris, merasa kesal. Sementara Honda yang hanya mengandalkan LCGC, justru bisa menempatkan Brio sebagai mobil terlaris di Indonesia.
Namun berkat kondisi tersebut, Toyota pun berbenah dan menyiapkan senjata baru yang ancamannya sepertinya bukan main-main, melalui sosok Toyota Agya terbaru yang sudah diperkenalkan pertama kali di dunia di Indonesia.Kalau Avanza series aja bisa diterima dan dibeli begitu banyak warga Indonesia, kenapa Agya tidak bisa? Apalagi pesaing utamanya Honda Brio, yang belum mengalami ubahan signifikan dalam beberapa tahun, terus mendominasi pasar citycar sekaligus LCGC.
Baca juga: Waspada Honda Brio, Bersiap Dikeroyok Agya-Ayla Terbaru!
Sejumlah langkah pun dilakukan Toyota agar Agya bisa berbicara banyak. Kalau belum bisa menyaingi Brio, setidaknya bisa mengejar citycar Honda tersebut secara penjualan.
Caranya, paling pertama dan utama adalah melakukan ubahan signifikan pada Agya. Kalian bisa lihat di versi terbarunya ini, dimana hampir semua sektor berubah, mulai dari platform, tampilan, mesin, transmisi, sampai usungan fitur-fiturnya nanti.
Kemudian, Toyota pun mulai mengekor strategi Honda dalam memasarkan Brio, yakni memisahkan Brio RS dan Brio Satya di dua segmen yang berbeda. Brio RS disegmen citycar, sedang Satya di LCGC. Padahal, kedua mobil ini sama.
Nah, pada Agya generasi kedua ini, Toyota melakukan hal yang sama. Memisahkan Agya GR Sport untuk masuk segmen citycar, sementara Agya standar tetap sebagai LCGC.
Vice President Director Toyota Astra Motor, Henry Tanoto mengungkap kalau Toyota melihat tren perubahan di mana konsumen banyak yang mengharapkan city car juga punya performa yang sporty.
“Makanya kita kenalkan GR Sport, jadi yang bukan varian GR Sport kita akan tetap di segmen LCGC. Kemudian yang GR Sport, akan berada di segmen baru (city car non-LCGC)," ujarnya.
Pemisahan segmentasi Agya tersebut salah satunya berdasarkan keyakinan Toyota kalau segmen LCGC akan terus tumbuh, sebagaimana Brio Satya tampil mendominasi penjualan Honda, sementara Brio RS seakan melengkapi citra Brio sebagai citycar.
Brio RS dijadikan Honda sebagai flagship sehingga masyarakat melihat Brio Satya bukan sebagai LCGC. Sehingga pada ujungnya tetap Brio Satya yang dipilih, khususnya untuk para first buyer.
Barangkali, harapan Toyota pun seperti itu. Dari dulu Toyota Agya adalah sebuah LCGC, belum ada model baru yang bisa mengangkat kasta Agya sedikit diatas LCGC, seperti yang nanti bakal ditawarkan pada sosok Agya GR Sport.
Baca juga: Tips Menghindar dari Sopir Arogan di Jalan
Toyota cukup berhasil melakukan strategi ini pada Avanza dan Veloz. Kini semua orang bisa melihat kalau perlahan tapi pasti, Veloz bukanlah Avanza karena punya kasta lebih tinggi dari mobil sejuta umat tersebut—mesi ini tetap mobil yang sama.
Melalui strategi tersebut, Toyota tetap punya ambisi besar untuk lebih mendominasi di pasar otomotif nasional—tidak hanya mengandalkan Avanza, tapi juga Agya, yang bisa diandalkan sebagai calon mobil terlaris yang bisa menjegal Brio.
Apa pelajaran yang bisa kita tarik dari fenomena ini? Bahwa sebuah persaingan—selama itu sehat, akan membuat para pihak saling berbenah dan terus menyempurnakan diri.
Pada akhirnya, rasa kesal terharap Brio membuat Toyota menciptakan Agya yang jauh lebih baik..