Tren Sedotan Ramah Lingkungan dari Bambu sampai Stainless Steel
Di antara banyaknya benda berbahan plastik, sedotan menjadi salah satu yang paling sering kita temui sehari-hari, baik di cafe, restoran, bahkan warung kaki lima. Namun, di balik manfaatnya, ternyata sedotan merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia, lho.
Dilansir U.S News, terdapat lebih dari 35 juta ton sampah plastik yang diproduksi setiap tahunnya. Dan menurut peneliti asal Australia, Denise Hardesty dan Chris Wilcox, terdapat lebih dari 8 milyar sedotan bekas yang ditemukan di sepanjang bibir pantai dunia setiap tahunnya.
Tak hanya sulit diurai dan didaur ulang, sampah plastik ternyata sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup biota laut. Bentuknya yang kecil seringkali tersangkut, bahkan termakan oleh penyu, ikan, dan burung yang dapat menyebabkan keracunan pada hewan.
Di tengah masalah limbah plastik yang semakin pelik, kini muncul berbagai kampanye bebas sedotan plastik yang semakin gencar di berbagai negara. Bahkan, beberapa franchise besar pun ikut berpartisipasi untuk mengurangi limbah plastik. Salah satunya mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan dari bambu, stainless steel, atau akrilik yang lebih ramah lingkungan.
Contohnya Starbucks, franchise kopi ternama asal Amerika Serikat ini berkomitmen untuk mengganti penggunaan sedotan plastik pada 2020 mendatang. Secara bertahap, gerai kopi populer ini mantap menggunakan sedotan kertas dan sippy cup, yakni sejenis gelas berlubang untuk minumannya.
Tak hanya Starbucks, hal serupa juga dilakukan oleh McDonald’s yang memiliki lebih dari 30 ribu cabang di seluruh dunia. Dilansir Independent, mulai tahun 2019, seluruh cabang McDonald’s di Inggris dan Irlandia akan menghilangkan penggunaan sedotan serta wadah makanan yang tidak ramah lingkungan. Dan secara bertahap peraturan tersebut akan diterapkan di seluruh cabangnya hingga 2050 mendatang.
Tak perlu jauh melihat ke luar negeri, di Indonesia pun kini mulai bermunculan kafe dan tempat makan yang menerapkan sistem eco-friendly atau ramah lingkungan. Tak hanya kafe besar dan populer, banyak kafe kecil yang didirikan secara mandiri ikut andil untuk mengurangi penggunaan plastik, terutama sedotan berbahan dasar plastik.
Seperti yang kini dilakukan oleh KOZI Coffee,sebuah gerai kopi yang ada di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Sejak dua bulan lalu, kafe yang menyajikan aneka sajian kopi nikmat dengan harga miring ini mulai mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan stainless steel yang ramah lingkungan.
Penggunaan sedotan stainless steel sendiri tercetus dari keprihatinan Max, salah satu barista KOZI Coffee, mengenai banyaknya sampah dan limbah plastik yang terbuang.
“Sebenarnya datang dari pribadi sendiri awalnya, kadang ada (pedagang) yang menggunakan sedotan bekas dengan liciknya dicuci lagi, sampah juga dimana-mana. Jadi harus dikurangi nih,” ujar Max saat ditemui kumparanFOOD (9/7).
Selain lebih ramah lingkungan, sedotan ini juga dinilai lebih awet dan dapat digunakan secara berulang-ulang tanpa mempengaruhi kualitas sajian.
“Sedotan stainless steel nyucinya lebih enak, jadi ada brush-nya gitu. Terus pengen kaya meng-educate orang biar beralih ke stainless, kan bisa timeless pakainya,” tambah Max.
Tak hanya menggunakan sedotan ramah lingkungan, kedepannya, KOZI Coffee ingin memberi pengertian akan pentingnya menjaga lingkungan dengan penggunaan wadah yang lebih ramah lingkungan. Mulai dari wadah minum, alat makan, hingga tisu.
“Ke depannya pengen gelas take away, pengennya dari bahan ramah lingkungan. Lalu tisu yang ramah lingkungan,” tutup Max.
KOZI Coffee sebenarnya hanya segelintir dari banyaknya tempat makan yang mulai menerapkan eco-friendly degan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Bahkan, bila dulu penggunaan sedotan yang ramah lingkungan digunakan sebagai tindakan untuk mengurangi sampah plastik. Kini, sedotan ramah lingkungan mulai menjadi tren baru yang membuat tampilan minuman lebih cantik dan instagramable.
Bagaimana menurutmu?