Home
/
Digilife

Twitter Dibobol, Ratusan Orang Transfer Rp1,7 Miliaran ke Peretas

Twitter Dibobol, Ratusan Orang Transfer Rp1,7 Miliaran ke Peretas
Birgitta Ajeng16 July 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Situs jejaring sosial Twitter mengalami peretasan besaran yang melibatkan sejumlah akun orang ternama, seperti Barack Obama, Joe Biden, Jeff Bezos, Waren Buffet, Bill Gates, Mike Bloomberg, Elon Musk, Kanye West, dan lainnya. Akun-akun tersebut mencuitkan promosi donasi menggunakan bitcoin pada 15 Juli 2020.

Peristiwa tersebut menyita perhatian banyak orang di seluruh dunia. Perusahaan global cybersecurity Kaspersky pun memandang, kasus itu menunjukkan fakta bahwa kita hidup di sebuah era di mana orang dengan keterampilan komputer pun dapat terpikat ke dalam perangkap scammers, dan bahkan akun yang paling aman dapat diretas.

Baca juga: Peretasan Twitter Besar-besaran Mencerminkan Krisis Keamanan Global

“Sebagai estimasi kami, hanya dalam waktu dua jam setidaknya sudah sebanyak 367 pengguna melakukan transfer sekitar USD 120 ribu (sekitar Rp1,7 miliar) secara total kepada para aktor ancaman ini,” tulis Kaspersky dalam pernyataan resminya.

 Keamanan siber merupakan salah satu prioritas utama dari semua platform media sosial guna mencegah sebanyak mungkin serangan setiap hari. Namun, situs web atau perangkat lunak tidak sepenuhnya kebal terhadap bug, juga sekali lagi tidak ada faktor manusia yang kebal terhadap kesalahan.

Baca juga: Twitter Kena Hack Gara-gara Karyawan Lalai? Hacker Pakai Metode Social Engineering

Hari ini kita melihat bagaimana, bersama dengan vektor serangan baru, skema penipuan menggabungkan teknik lama dan efektif, memanfaatkan elemen “kejutan” dan menarik kepercayaan orang untuk memfasilitasi serangan serta memikat para korban ke dalam perangkap. Secara umum, itu mungkin merupakan kombinasi antara serangan rantai pasokan dengan rekayasa sosial.

Selain itu, aktor ancaman mungkin mendapatkan akses ke akun korban dengan cara lain: misalnya, bisa menembus aplikasi pihak ketiga dengan akses ke profil pengguna, atau melakukan brute-force pada kata sandi pengguna

“Namun, kami mendesak semua orang untuk tidak panik, dan hanya menerima pola pikir bahwa setiap pengguna akun media sosial memerlukan pendekatan yang bertanggung jawab dan perlindungan menyeluruh,” tulis Kaspersky.

populerRelated Article