Wajarkah Selebriti Sosmed Dihujat?
Ilustrasi (Foto: Austin Distel / Unsplash)
Uzone.id - Pada saat individu atau orang menempatkan dirinya di ruang publik, maka sebenarnya komentar publik itu hal yang lumrah karena sudah berada di ruang publik.Kecuali, orang tersebut bukan selebritis, bukan siapa-siapa lalu kemudian dan orang tersebut tidak berada di ruang publik, pekerjaan tidak berada di ruang publik, tidak ada alasan untuk mendapat komentar.
“Tapi kalau seseorang itu misalnya tokoh politik, atau misalnya selebritis atau para konten kreator yang mendapatkan penghasilan dari konten yang dia buat, dan secara langsung juga menempatkan dirinya di publik maka kemudian komentar-komentar ini seharusnya ya, menurut saya apakah itu jelek, apakah itu bagus, itu bisa dibilang, tanda kutip, risiko pekerjaan, di satu sisi begitu ya,” tutur Enda Nasution, Founder dan COO Suvarna.id, saat berbincang dengan host Hani Fajrina di program Uzone Talks bertajuk “Kenapa Banyak Polisi Moral di Medsos?”
BACA JUGA: Aplikasi Transfer File Tanpa Bluetooth Terbaik di Android
Enda menegaskan kalau selebritis medsos jangan 'cengeng' kalau sudah berada di ruang publik. Apalagi selebritis itu dapat penghasilan di medsos.
“Karena gini, banyak konten kreator dalam arti mereka social planner, dalam arti membuat konten kontroversial mungkin,” tutur Enda.
Dia juga menyinggung seleb TikTok yang sempat viral, Denise Chariesta, yang pamer kekayaan nongkrong di mal mewah
“Kalau kemarin ada di ‘mall mevvah’ itu ya, kemudian bangga videonya dilihat oleh ratusan juta orang, ya kalau dia dihujat, dijelek-jelekkin gimana caranya itu risiko pekerjaan,” katanya.
Namun, Enda menekankan bahwa bukan komentar negatif yang ingin dia sampaikan. Dia kembalikan lagi ke diri kita kenapa sampai ada kebutuhan untuk menjelekan atau menjatuhkan orang lewat sosial media.
“Kenapa kita yang jadi lebih senang. Apakah kita better dari dia? Ada apa dengan kita, sehingga harus komen yang gak enak dulu, kemudian jadi happy, kan itu yang jadi pertanyaan,” ungkapnya.
Netizen Indonesia mudah sekali untuk mengirim komentar di medsos, kata Enda, sebenarnya masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang komunal.
Berbeda dengan masyarakat individual seperti yang terdapat di Amerika atau Eropa. “Mereka masyarakat individual yang mungkin gak pikirin pendapat orang lain”.
Uzone Talks - Kenapa Banyak Polisi Moral di Medsos?