Wajib Tahu! Ini Bedanya BEV, HEV, PHEV, Mild Hybrid pada Mobil Listrik
Uzone.id - Mobil yang mendapat sentuhan elektrifikasi masih beragam saat ini. Sebagian ada yang mengandalkan energi listrik 100 persen yang disimpan di baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV), kemudian ada Hybrid Electric Vehicle (HEV) yang mengawinkan energi listrik dengan mesin tradisional dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang juga mengawinkan energi listrik dengan mesin tradisional.
Lalu bagaimana tiga sistem penggerak roda pada mobil itu bekerja?1. BEV
BEV merupakan kendaraan listrik yang ditenagai oleh baterai, sesuai dengan namanya Battery Electric Vehicle atau Kendaran Listrik Baterai.
Jadi, BEV cuma ditenagai oleh baterai, tok!. Tidak ada pembangkit lain selain baterai untuk menggerakkan mobil.
Jadi, kalau baterai mobil sudah habis maka dayanya harus diisi kembali di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU atau bisa juga dilakukan rumah.
FOTO: Tampilan Eksterior dan Interior Suzuki Ertiga Hybrid
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR Perusahaan Listrik Negara, Agung Murdifi, mengatakan bahwa sedikitnya 104 unit SPKLU milik PLN telah beroperasi di 38 kota.
Selanjutnya, PLN terus menambah SPKLU demi memperbanyak fasilitas pengisian energi kendaraan listrik.
Di tahun 2022, PLN akan menambah 40 unit SPKLU di sejumlah kota. Selain itu, PLN menyediakan fasilitas SPKLU Ultrafast EV Charger sebanyak 44 unit dan 100 unit home charging dalam mendukung KTT G20 di Bali pada 15-16 November nanti.
Mobil yang menggunakan teknologi BEV di antaranya:
- Tesla Model 3
- Nissan Leaf
- Volkswagen ID.4
- Peugeot e-208
- Mini Electric
- MG ZS EV
- Tesla Model Y
- Renault Zoe
- Hyundai Kona Electric
- Kia e-Niro
- Jaguar I-Pace
- Hyundai Ioniq
- Hyundai Ioniq 5
2. PHEV
Sebuah mobil yang membawa teknologi PHEV atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle biasanya bisa berjalan sejauh kurang lebih 50 km dengan baterai saja.
Jika lebih dari itu, mesin bensin selanjutnya mengambil alih untuk menggerakkan roda.
PHEV biasanya dibeli oleh konsumen yang ingin menjauh dari mesin bensin namun tidak yakin beralih ke mobil BEV.
Jadi, untuk perjalanan singkat, mobil PHEV bisa mengandalkan 100 persen listrik.
Community Week: Alasan Orang Jatuh Cinta Sama Toyota Kijang Super
Itu pernah kami alami ketika mengendarai Mitsubishi Outlander PHEV dari Depok ke markas PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) di Pulomas, cukup mengandalkan energi baterai.
Untuk perjalanan jauh, mobil PHEV masih bikin nyaman pengendara karena tak perlu khawatir kehabisan bahan bakar karena mobil ini masih terdapat mesin pembakaran internal.
Maka dari itu, jika perjalanan tiap hari lebih dari 50 km, maka mobil PHEV akan mengandalkan bensin setelah 50 km. Itu tetap saja belum ramah lingkungan.
Mobil PHEV di antaranya:
- Mitsubishi Outlander PHEV
- Volvo XC60 Twin Engine
- BMW 225xe
- Volkswagen Golf GTE
- Toyota Prius Plug-in
- Mercedes-Benz E350 e SE
- Nissan Kicks e-Power
3. HEV
Hybrid Electric Vehicle tanpa menggunakan kata 'plug-in' seperti di atas.
Kamu bisa menebaknya dong? Mobil HEV mengawinkan mesin bensin/diesel dan baterai.
Namun, mobil HEV tidak bisa mengisi daya baterai di SPKLU atau stop kontak listrik di rumah.
HEV justru didominasi oleh mesin bensin/diesel. Daya baterai pada HEV sangat kecil sehingga cuma untuk membantu mobil melaju lebih jauh atau meningkatkan akselerasi saja.
Roda mobil akan dijalankan oleh baterai saat di kecepatan rendah. Namun, setelah mobil melaju lebih cepat akan diambil alih oleh mesin bensin/diesel.
BACA JUGA: Mobil Listrik Makin Jadi Ancaman Mobil Mesin Tradisional
Maka dari itu, pengemudi HEV akan mendengar suara mesin bensin/diesel bekerja sepanjang waktu.
Pengemudi biasanya tidak akan mendengar suara mesin kecuali saat perjalanan yang lebih lama setelah baterai habis.
Daya baterai akan diisi sebagian lewat pengeram regeneratif. Saat pedal rem ditekan, motor listrik akan bergerak mundur dan bertindak sebagai generator dan baterai terisi daya.
Jadi, pengereman sama dengan mengisi baterai.
HEV juga mengisi baterai kecilnya dengan membakar bensin/solar dalam mesin pembakaran internal. Sehingga, mesin HEV masih mencemari udara.
Mobil HEV di antaranya:
- Toyota Corolla Cross Hybrid
- Toyota Yaris Hybrid
- Lexus RX450h
- Ford Mondeo Hybrid
- Honda NSX
- Toyota CH-R Hybrid
4. Mild Hybrid
Saat ini Suzuki Ertiga Hybrid sudah mulai dijual di Indonesia, mobil ini ternyata mengusung teknologi mild hybrid dengan nama Suzuki Smart Hybrid.
Mungkin sebagian dari kamu masih bingung apa sih yang dimaksdu mild hybrid?
Pada dasarnya, mild hybrid masih menonjolkan mesin bensin/diesel tradisional yang dipasangkan dengan baterai tegangan rendah dan motor listrik.
Prinsip mekanisme kerja dari Suzuki Smart Hybrid, ketika pengendara melakukan akselerasi, komponen Integrated Stater Generator (ISG) akan memberikan bantuan tenaga kepada mesin bila dibutuhkan untuk meringankan beban pada putaran mesin sehingga pengendara bisa memperoleh tenaga yang diperlukan secara lebih cepat.
Saat pengendara harus melakukan perlambatan kecepatan menggunakan rem, fungsi ISG akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik yang kemudian akan disimpan dalam Lithium-Ion Battery.
Kondisi mobil yang telah berhenti akan mengaktifkan fitur Auto Start-Stop sehingga mesin mobil akan mati secara otomatis untuk menghemat konsumsi bahan bakar, dan dalam saat yang sama seluruh komponen elektrikal yang berada di dalam kabin seperti head unit, instrument cluster, Multi Information Display, power window dan lampu kabin akan tetap berfungsi berkat pasokan listrik dari Lithium-Ion Battery 6Ah.
Sedangkan AC dan lampu ekterior juga tetap aktif lewat pasokan listrik dari Lead Acid Battery 55Ah. Peran ISG akan kembali bekerja untuk menyalakan mesin dengan otomatis ketika pengendara melepaskan injakan kaki di pedal rem (untuk mobil bertransmisi otomatis) atau pedal kopling (untuk mobil bertransmisi manual) sehingga mobil dapat kembali digunakan untuk berakselerasi.