Was-was Resesi 2023, Erick Thohir: Ada 6 Sektor BUMN yang Jadi Prioritas
Uzone.id – Pembahasan soal kondisi ekonomi pada 2023 yang kerap dihantui oleh prediksi resesi dan parahnya inflasi masih menjadi topik panas. Tak hanya dari sudut pandang perusahaan teknologi yang mengalami kondisi tech winter, serta fenomena startup bubble burst, namun aspek BUMN juga tak kalah penting.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ekonomi pada 2023 belum bisa diprediksi. Ia tetap melihat pada data dan fakta yang ada, bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,72 persen sejak 2021. Tandanya, apa yang sudah dijalankan Indonesia sudah ke arah yang benar.“Inflasi memang sangat berat. Indonesia harusnya bisa sangat diuntungkan jika kita terus memaksimalkan hilirisasi potensi sumber daya yang ada. Jika dalam skema menanti resesi, suka atau tidak, ada 6 sektor BUMN yang akan kita fokuskan,” ungkap Erick dalam jumpa pers di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).
Pertama, perbankan – dalam hal ini adalah Himbara (himpunan bank milik negara). Himbara sendiri terdiri dari BNI, Bank Mandiri, BRI, dan BTN, empat bank terbesar dari sisi aset.
Baca juga: Bangga! Telkom Masuk Forbes World's Best Employer 2022
“92 persen KUR ada di sini, tentu ini aspek penting, termasuk untuk kebutuhan perusahaan-perusahaan mendapatkan modal. Terbukti perbankan-perbankan ini sudah bertransformasi, apalagi BRI yang benar-benar sudah menjadi bank rakyat, bukan korporasi lagi. Bank Himbara terus naik peringkatnya,” terang Erick.
Kedua, telekomunikasi. Perusahaan BUMN yang dimaksud Erick adalah Telkom, beserta anak usahanya Telkomsel.
“Telkom serta Telkomsel juga harus menjadi lokomotif utama dalam transformasi digitalisasi di Indonesia. Saya sudah meminta agar Telkom fokus di B2B mulai dari pembangunan infrastruktur, tower, jaringan, dan lain-lain. Sementara Telkomsel B2C yang fokus pada ritel dan kebutuhan masyarakat langsung,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, “saya percaya Telkom dapat terus maju dan menjadi penyedia infrastruktur yang besar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Kita jangan mau cuma jadi penonton di negeri sendiri.”
Ketiga, energi seperti PLN dan Pertamina.
Erick bercerita, di tengah persiapan perhelatan G20, Presiden Joko Widodo sampai memanggil dirinya bersama sejumlah menteri lain seperti menteri ESDM dan menteri koordinator bidang kemaritiman dan investasi untuk berkumpul membahas soal energi.
“Pak Jokowi pun tetap fokus dan concern dengan energi di Indonesia, khususnya migas [minyak dan gas]. Jadi saya rasa sektor ini tetap akan menjadi prioritas kalau ekonomi sulit di 2023,” imbuhnya.
Keempat, pangan seperti BULOG, ID Food, dan Pupuk Indonesia.
Erick turut menyampaikan perhatiannya terhadap kondisi global yang diramaikan oleh perang dan konflik negara, sehingga menyebabkan masalah supply chain, salah satunya pangan.
“Walau dunia sedang berubah, banyak tantangan menyeramkan seperti perang yang mengganggu supply chain, urusan pangan di Indonesia harus tetap terkonsolidasi. Mau bagaimanapun, kita harus jadi negara yang mandiri pangan,” tuturnya lagi.
Kelima, kesehatan. Erick mengatakan bahwa sejak pandemi, sektor kesehatan di Indonesia memang sangat terpuruk. Namun, lambat laun, negara ini dapat berkembang ke arah yang lebih maju.
Baca juga: Menteri BUMN Ajak Telkom Wujudkan Indonesia Jadi Service Country di 2045
“Bayangkan saja, semuanya impor. Vaksin diimpor, bahan baku diimpor, dan lain-lain. Kemudian setelah kita semua percaya diri dapat bertransformasi, kita lihat Biofarma sudah bisa mandiri menciptakan vaksin sendiri,” ujarnya.
Ia menyambung, “di Indonesia saat ini kita memiliki 32 juta penduduk yang usianya di bawah 15 tahun, sementara 102 jutanya di atas 15 tahun. Dari sisi kesehatan, kita perlu memikirkan security ibu dan anak, serta isu penting seperti stunting.”
Keenam, logistic-based economy, termasuk pelabuhan dan bandara. Dari pandangan Erick, kelancaran logistik begitu penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Kita itu beda dengan Amerika, Eropa, dan China yang negaranya cuma 1 pulau saja. Logistik tentu akan terus penting dan jadi prioritas agar penerapan rantai ekonomi juga tetap lancar,” tutup Erick.