Zoom: Kami Perusahaan Amerika, Bukan China
Foto: Unsplash / Gabriel
Uzone.id - Zoom malah menghadapi banyak sandungan ketika menjadi platform video konferensi yang paling diminati setelah merebaknya pandemi global virus Corona (Covid-19).Salah satu yang disorot adalah masalah keamanan dalam aplikasi panggilan videonya diduga bertautan dengan pemerintah China.
CEO Zoom Eric Yuan telah membantah tuduhan tersebut lewat tulisan di blog.
Yuan menekankan bahwa Zoom adalah perusahaan Amerika, didirikan dan berkantor pusat di California, didirikan di Delaware, dan sahammnya go public di Nasdaq.
BACA JUGA: Tokopedia Digugat Rp100 M Setelah 91 Juta Data Pelanggan Bocor
Lebih lanjut, Eric Yuan menambahkan jika dirinya warga Amerika Serikat sejak 2007 dan telah tinggal di Negeri Paman Sam itu sejak 1997, seperti dilansir Gadgets Now.
Mengklarifikasi dugaan berhubungan dengan China, Yuan mengatakan, "baru-baru ini, pertanyaan juga telah diajukan tentang Zoom dan China. Pada awal ini, tampaknya berasal dari kesalahan konfigurasi sementara dalam global data center routing kami yang kami perbaiki."
Yuan juga mengatakan, serupa dengan banyak perusahaan teknologi multinasional, Zoom memiliki operasional dan karyawan di China.
"Dan seperti banyak perusahaan teknologi multinasional, kantor kami di China dioperasikan oleh anak perusahaan dari perusahaan induk AS. Teknisi kami dipekerjakan lewat perusahaan ini.
Kami tidak menyembunyikan ini. Sebaliknya, kami mengungkapkan jenis informasi ini dalam pengajuan publik kami, sebagaimana layaknya," tutur Yuan.
Dia menerangkan bahwa operasi Zoom di China serupa secara matrial dengan rekan-rekan Amerika yang juga beroperasi dan punya karyawan di sana.
BACA JUGA: Andhara Early Kecewa Buka Zoom Pakai JavaMifi, Kenapa?
Di antara 17 pusat data Zoom yang berlokasi sama, Zoom punya satu pusat data bersama di China.
Pusat data ini berada dalam fasilitas yang dijalankan oleh perusahaan Australia terkemuka dan dipatenkan.
Terkait masalah privasi, Yuan mengatakan bahwa semua kerentanan yang datang satu demi satu menciptakan kesan bahwa Zoom tidak aman.
"Kami bekerja keras, melibatkan para ahli top untuk membantu kami, dan tidak membuang-buang waktu. Kami berusaha untuk transparansi penuh, dengan webinar mingguan dan blog publik untuk mempublikasi perbaruan kami. Kami telah bikin catatan rilis kami lebih rinci," tulis Yuan.
Laporan baru juga mengklaim detail login lebih dari setengah juta data pengguna Zoom dijual masing-masing seharga kurang dari Rp200.
Zoom mengatakan, sudah mengetahui masalah ini dan akan mengambil tindakan yang sesuai.
VIDEO Berawal Prank Berujung Viral, Ini Fakta Youtuber Ferdian Paleka dan HasanJr11