Yang Online yang Online, ini 4 Startup Unicorn Asal Indonesia
(Ilustrasi: TechStartups.com)
Uzone.id -- Nggak nyangka, unicorn bisa mendadak jadi pembahasan tingkat nasional gini. Padahal dulu kalau lihat unicorn di film-film, rasanya magical banget namun tahu betul itu semua cuma fantasi. Tapi, hari gini, unicorn itu nyata!Minimal Pak Prabowo yang semalam baru menjalani debat Capres putaran kedua mengakui kalau unicorn itu memang nyata, meskipun hanya diketahui sebatas “yang online-online” saja. Tapi semoga Pak Prabowo nggak keliru ya, nanti netijen dianggap unicorn juga lagi, ‘kan online mulu kerjaannya...
Baca juga: 5 Startup Asal China yang Siap Mendunia
Membahas istilah unicorn di era digital seperti ini tentu lebih dari sekadar makhluk mitos kuda yang punya tanduk. Unicorn jadi istilah umum di dunia ekonomi digital yang memiliki arti perusahaan startup dengan nilai valuasi yang tembus US$1 miliar.
Fantastis, bukan? Yang lebih fantastisnya lagi, di Asia Tenggara itu ada 7 perusahaan startup unicorn, 4 di antaranya berasal dari Indonesia, lho!
Tahu nggak apa aja?
1. Gojek
Yup, layanan digital pimpinan Nadiem Makarim ini adalah startup pertama asal Indonesia yang mendapat gelar “Unicorn”, tepatnya pada 4 Agustus 2016 setelah menerima pendanaan sebesar US$550 juta dari konsorsium 8 investor yang digubah oleh Warbrug dan Sequoia Capital.
Hebatnya lagi, gojek kembali menerima kucuran dana dari Tencent Holding dan JD.com senilai US$1,2 miliar pada 4 Mei 2017. Total pendanaan startup ini berada di angka US$1,75 miliar. Kalau dihitung, status “Unicorn” ini berhasil disandang perusahaan setelah 6 tahun berdiri.
2. Tokopedia
Investasi terbesar Tokopedia berasal dari kucuran dana Alibaba sebesar US$1,1 miliar pada 17 Agustus lalu. Mengutip Crunchbase, gara-gara ini total pendanaan Tokopedia secara keseluruhan mencapai US$1,347 miliar.
Sama seperti Gojek, gelar “Unicorn” bertengger di Tokopedia setelah perusahaan berdiri selama 6 tahun.
3. Traveloka
Layanan digital satu ini berhasil mendapat gelar “Unicorn” setelah 5 tahun berdiri. Suntikan dana yang membuatnya sukses menyandang status “Unicorn” adalah ketika menerima suntikan dana sebesar US$350 juta dari Expedia. Total pendanaan layanan pemesanan tiket online ini menyentuh angka US$500 juta.
4. Bukalapak
Pada 10 Januari 2018 CEO Bukalapak Ahmad Zaky mengumumkan bahwa perusahaannya berhasil menjadi “Unicorn” ke-empat Indonesia. Sayangnya tentang investasi yang melambungkan nilai valuasi perusahaan tidak diungkap. Ke depannya Bukalapak akan terus mendorong UKM di Indonesia untuk “naik kelas” menjadi basis online dan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi nasional.
Gimana? Sudah paham ‘kan sekarang kalau “Unicorn” itu bukan sekadar “yang online, yang online” saja hi-hi-hi.