CES 2019: Ini Wujud Ponsel Layar Lipat Pertama di Dunia

(Foto: Angela Lang/CNET)

 

Uzone.id — Setelah berbulan-bulan kabar mengenai ponsel layar lipat (foldable phone) yang bakal hadir di tahun 2019 ramai dibicarakan, akhirnya penampakannya hadir di perhelatan Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.

Lucunya, ponsel ini bukan berasal dari Samsung, perusahaan yang belakangan mengatakan siap meluncurkan ponsel layar lipat pertamanya. Ponsel layar lipat pertama di dunia ini justru berasal dari perusahaan asal China, Royole.

Paling tidak, akhirnya publik bisa melihat wujud ponsel layar lipat yang diberi nama FlexPai ini. 

 

Mengutip TechCrunch, ponsel ini berjalan di sistem operasi Android dengan layar 7,8 inci AMOLED. Secara tampilan, banyak yang merasa kalau ponsel ini sebetulnya dapat berperan sebagai ponsel pintar biasa sekaligus tablet mini.

 

(Foto: dok. TechCrunch)

 

Ketika pengguna melipat layar FlexPai, masih ada celah kecil antara dua layar yang terbagi. Beda halnya ketika layar tersebut dibentangkan seperti biasa, celahnya jauh lebih kecil lagi. 

 

Saat pengguna menggunakan FlexPai dalam keadaan tidak dilipat alias layar dengan bentangan 180 derajat seperti halnya layar tablet, kita bisa mengoperasikannya secara normal. Dalam posisi ini, memang paling maksimal untuk menonton film atau produktivitas lainnya.

 

Sementara dari Cnet mewartakan, FlexPai mengusung kamera 8MP, speaker yang sudah terintegrasi dengan asisten digital Alexa Amazon dan Google Assistant. 

 

(Foto: dok. TechCrunch)

 

Soal ketipisan, sudah pasti FlexPai ini tidak seperti ponsel-ponsel kekinian yang super tipis dan mudah dimasukan ke dalam kantong. FlexPai lebih aman jika diletakkan di dalam tas.

 

Selain itu, Royole juga memamerkan papan ketik QWERTY transparan nan fleksibel. Papan ketik ini dapat diletakan di permukaan halus dan disambungkan ke ponsel melalui sambungan nirkabel Bluetooth.

 

(Foto: Sarah Tew/CNET)

 

Kabarnya, ponsel layar lipat FlexPai ini sudah bisa dibeli dalam versi developer bagi pengguna yang berdomisili di Amerika Serikat. Soal harga, tentu tidak murah. Produk ini dibanderol US$1.300 atau setara Rp18,4 juta.