Heboh Tagar #UninstallBukalapak, Memori Ponselnya Penuh Ferguso?
(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id -- Media sosial mikroblog Twitter secara nggak langsung dapat bekerja layaknya mesin peramban Google. Kamu cari apa saja juga pasti ada di Twitter. Malah, Twitter jadi sumber hal-hal yang mendadak viral. Ruarbiasa memang netijen.Setelah tagar typo yang menolak tradisi Valentine #ValentieBukanBudayaKita, sekarang malah muncul tagar baru yang bawa-bawa salah satu layanan e-commerce besar di Indonesia, yaitu Bukalapak. Tagar itu berbunyi #UninstallBukalapak yang sedang berada di Trending Topic Twitter wilayah Indonesia.
Suka takjub dengan netizen Tanah Air ini, hobi banget menyeruakan gerakan uninstall aplikasi mobile tertentu. Layanan digital lainnya juga pernah jadi korban, lho. Dari Gojek sampai Traveloka.
Baca juga: Kronologi Tagar #Uninstallgojek di Media Sosial
Mau tanya, nih. Memori ponsel para netizen nan budiman memangnya cepat penuh ya? Kompak banget uninstall aplikasi sampai jadi viral segala. Mbok ya kalau beli smartphone tuh diperhatikan dulu gitu urusan memorinya, dari RAM sampai ROM.
Kalau RAM-nya besar, minimal 2GB atau 3GB, niscaya ponsel kamu nggak akan lemot-lemot banget ketika menjalankan aplikasi dan mengoperasikan ponsel. Apalagi kalau memori internal (ROM) sampai ratusan gigabyte, harusnya ‘kan aplikasi ‘ringan’ seperti Bukalapak yang nggak sampai 200MB tetap muat bertengger di ponsel pintar mahalmu itu.
Kalau memang bukan karena memori ponsel penuh, lantas kenapa sih rajin banget viralin gerakan uninstall aplikasi, dalam hal ini Bukalapak?
Alasannya ternyata sederhana. Netizen Indonesia lagi sensi sama CEO Bukalapak, Ahmad Zaky. Lebih tepatnya, netizen yang mengaku dirinya pendukung Pak Joko Widodo yang tengah mencalonkan diri kembali sebagai Capres Indonesia.
Semua berawal dari Ahmad Zaky yang ngetwit soal anggaran riset dan pengembangan (Research and Development/R&D) Indonesia yang terbilang kecil dibanding negara-negara lain.
“Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini,” cuit Zaky pada Rabu (13/2).
Kemudian Zaky membeberkan bujet sejumlah negara seperti Amerika, China, Jepang, Jerman, lalu dia memasukan Indonesia yang berada di peringkat 43 dengan anggaran US$2 miliar.
Nah, hal yang jadi perkara adalah Zaky menambahkan satu kalimat penutup yang membuat heboh jagat maya.
“Mudah2an presiden baru bisa naikin,” begitu cuitnya.
Duarrrr! Netizen langsung naik pitam. Gue tekankan sekali lagi, mereka adalah mayoritas netizen yang tingkat sensitivitasnya terlampau tinggi sampai-sampai merasa tersinggung dengan cuitan Zaky tersebut. Netizen yang mayoritas pembela Pak Jokowi.
Zaky langsung dianggap tidak tahu berterima kasih karena selama ini Jokowi dinilai telah mendukung perkembangan industri digital secara maksimal. Tak lupa kedekatan Jokowi dengan Zaky yang telah lama diketahui oleh netizen. Jadi, kasarnya, Zaky dianggap tak tahu diri dengan cuitan seperti itu karena dia dinilai menginginkan presiden baru.
Pengusaha yang tidak tahu terima kasih #uninstallbukalapak
— Ronal Rizal (@Ronalrizal) February 15, 2019
Padahal Pak Jokowi udh sebegitu mantepnya mendukung Buka Lapak karna membangun industri lokal, ini mngkin defenisi kacang lupa kulit wkwkwk auto #UNINSTALLBUKALAPAK :))
— Devi Sonya (@devisonya_) February 15, 2019
Dasar buka lapak , emang gak tau terimakasih , loro ati aku cuk, uninstall lah, gatel buka lapak #UNINSTALLBUKALAPAK
— Salone (@Salone35917751) February 14, 2019
Namanya juga netijen, bereaksinya cepet banget. Lebih cepet dari The Flash. Gila, ‘kan. Alhasil, gerakan #UninstallBukalapak jadi viral, deh. Iya, serius, gara-gara ginian doang.
Lebih parahnya lagi, bukan persoalan antara Zaky-Jokowi atau Bukalapak-Jokowi lagi, tapi tagar ini dipakai para netizen untuk menyerang Zaky secara personal dengan argumen yang makin nggak nyambung, alias memang netizen yang membela mati-matian Jokowi.
Jokowi itu manusia setengah dewa!! Berani-beraninya kau kritik!!
— apan (@pan_kapan) February 14, 2019
Dasar tak tau malu!! #uninstallbukalapak
Untungnya, masih ada juga netizen waras. Tagar #UninstallBukalapak dianggap dangkal dan sudah menjadi ‘penyakit’ netizen Indonesia setiap ada hal-hal yang dinilai kontroversial, solusinya langsung memboikot suatu layanan yang berhubungan dengan masalah tersebut. Padahal mah, kalau memang memori ponselnya sudah ngenes, ngaku aja lagi…
Semoga dengan adanya tagar #uninstallbukalapak bisa memunculkan promo - promo cashback yg lebih nendang dalam waktu dekat.
— Endar Nugraha (@endarnugraha) February 15, 2019
Terima kasih netijen.
Lagi ramai #UNINSTALLBUKALAPAK cuma gara - gara owner nya kasih sebuah data.
— Perdana Putra (@id_p12) February 15, 2019
Mau pilih paslon 01 atau paslon 02 itu ma hak pribadi jangan pada baper. #DukungBukaLapak #dukungkaryaanakbangsa
Gerakan ga guna #uninstallbukalapak
— Sembuhsendiri (@MingkyAhktianW) February 15, 2019
Ada juga netizen yang menanggapi hal ini dengan mengkritik data yang diberikan oleh Zaky. Cuitan Zaky yang sudah dihapus itu memasukan data anggaran di tahun 2016, sementara ada data versi terbarunya.
Mengkritik sih boleh aja, hak semua orang
— Joko Santoso (@AbdulbinLahab) February 15, 2019
tapi ya kalau mau kritik pakailah data yang terbaru, jangan data lama dijadiin baru,#uninstallbukalapak #TutupLapak pic.twitter.com/9TmdUvUO6c
Bagi yang sudah kepalang emosi dengan Zaky, dia sudah meminta maaf secara langsung di akun Twitternya.
Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya ???????????? jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya.
— Achmad Zaky (@achmadzaky) February 14, 2019
Lalu, bagi yang getol menggerakan seruan untuk uninstall ini itu, jangan lupa upgrade memori ponselmu.