Huawei Bisa Boncos Triliunan Rupiah Karena Donald Trump
Uzone.id -- Perusahaan teknologi Huawei menghadapi rintangan besar di pertengahan tahun 2019 ini. Namanya dicoret oleh pemerintahan Donald Trump sehingga tak bisa menjalin kerja sama bisnis lagi dengan perusahaan di Amerika Serikat.
Akibat kebijakan AS ini, Huawei diprediksi akan mengalami kerugian besar.Sebagai awalan, pada April kemarin, Huawei melaporkan ada peningkatan pendapatan sebesar 39 persen di kuartal pertama 2019. Kabar ini terdengar positif, namun tak sebanding dengan kerugian yang bakal diterima perusahaan asal China ini.
Seperti yang dipaparkan pendiri merangkap CEO Huawei Ren Zhengfei, pendapatan yang akan dikantongi Huawei tahun ini ‘hanya’ berkisar US$100 miliar atau setara Rp1.427 triliun. Padahal di tahun sebelumnya pendapatan Huawei sanggup mencapai angka US$107 miliar atau sekitar Rp1.527 triliun.
Baca juga: Oppo Juga dari China, Nasibnya Kayak Huawei?
Mengutip Wired, Ren secara gamblang menyalahkan keputusan Amerika untuk memasukan Huawei ke daftar hitam (blacklist) yang mengakibatkan putusnya hubungan pemasok perangkat seperti chip prosesor hingga sistem operasi ke produk Huawei.
Ren menyoroti, kebijakan AS ini akan menggerus pendapatan Huawei mencapai US$30 miliar atau setara Rp428 triliun di tahun ini.
Tak cuma itu, Ren juga mengonfirmasi kepada media Bloomberg, penjualan ponsel Huawei skala global anjlok 40 persen selama sebulan belakangan.
Baca juga: Kata Qualcomm Soal Nasib Huawei di Indonesia Usai Diblokir AS
Ren mengaku terkejut dengan kebijakan pemerintahan Trump ini dan segera menggalakan Huawei dengan bersiasat mengembangkan teknologi sendiri berupa sistem operasi dan juga prosesor.
Meski begitu, Ren mengakui tetap berharap Huawei tetap bisa menggunakan teknologi dari perusahaan AS apabila memungkinkan. Ren juga mengaku gak menyalahkan perusahaan-perusahaan teknologi Negeri Paman Sam itu, melainkan para pelaku politik di AS.
“Kami tidak takut bekerja sama dengan para perakit komponen teknologi berbasis AS, kami tidak takut menggunakan elemen asal AS,” ucapnya.
Belakangan, pemerintah China telah melakukan pertemuan dengan pelaku teknologi lokal dan beberapa dari internasional untuk membahas hal ini. Pemerintah China mengekspresikan rasa geramnya dengan mengancam balik pihak AS bahwa negaranya juga akan membatasi kerja sama dengan perusahaan Amerika.