Tiap Dapat Like di Facebook, Kenapa Bisa Bahagia Banget ya?
-
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Facebook sedang melakukan uji coba penghapusan jumlah “like” pada unggahan penggunanya. Upaya tersebut mulai dicoba di Australia pada Jumat (27/9).Mengutip TechCrunch, juru bicara Facebook juga sudah mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah menjalankan uji coba terbatas di mana jumlah “like”, reaksi (reaction), dan jumlah penonton (viewers) hanya dapat dilihat oleh pemilik akun di Facebook.
Selagi menunggu hasil uji coba tersebut, pernahkah kamu bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada otak kalau dapat “like” di Facebook?
Baca juga: 5 Cara Mengenali Akun Instagram Palsu Biar Kamu Gak Kena Tipu
Ya, para ahli sesungguhnya telah membuktikan bahwa ada respons tertentu di otak yang berkaitan dengan mendapatkan “like” di media sosial.
Mengutip Bustle, pada 2017, Dr. Tara Emrani, psikolog di NYU Langone Health, New York, mengatakan kepada Fox News bahwa mendapatkan “like” atau komentar di facebook memicu sistem penghargaan otak dan menyebabkan otak melepaskan dopamin.
Dopamine adalah hormon yang meningkatkan suasana hati, sehingga seseorang merasa lebih senang.
Baca juga: Sempat Jadi Polemik, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber Batal Disahkan
Sementara itu, masih dari sumber yang sama, Dr. Dar Meshi, Ph.D. dari Michigan State University juga mengatakan, “Jadi, ketika kamu memenangkan undian, makan, berolahraga, atau mendapat penghargaan sosial—seperti orang lain bilang kalau kamu orang yang jujur—sistem ini di otak kamu diaktifkan.”
Hanya saja, kepercayaan diri seseorang bisa rusak ketika ia sudah membandingkan jumlah “like” pada kontennya dengan konten orang lain.
Baca juga: Penipuan Berkedok Penggalangan Dana di Facebook, Gimana Sih Deteksinya?
Jadi, itu tadi beberapa hal yang mungkin terjadi pada otak dan psikologis kamu ketika mendapatkan “like” di Facebook. Singkatnya, semakin banyak kamu mendapatkan “like”, semakin banyak sistem penghargaan otak yang diaktifkan.
Kalau Facebook benar-benar menghapus jumlah “like” di berbagai negara, hal ini barangkali memengaruhi cara orang-orang dalam menggunakan media sosial di masa mendatang. Mungkinkah orang-orang jadi malas buka Facebook? Kita lihat saja nanti.